Koalisi tiga arah lainnya kemungkinan akan jauh lebih sulit, menghambat kemampuan Jerman untuk menunjukkan kepemimpinan yang jelas.
Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Kanselir Scholz mendapat hasil terburuk mereka sejak Perang Dunia Kedua, dengan 16,5% suara, sementara Partai Hijau memperoleh 11,8%.
Dukungan yang kuat terutama dari pemilih yang lebih muda mendorong partai Die Linke yang berhaluan paling kiri memperoleh 8,7% suara. Partai Demokrat Bebas (FDP) yang pro-pasar dan partai pendatang baru Aliansi Sahra Wagenknecht (BSW) berada di sekitar ambang batas 5% untuk memasuki parlemen.
Menurut jajak pendapat, jumlah pemilih yang hadir sebesar 83% merupakan yang tertinggi sejak sebelum reunifikasi pada 1990.
Pemilu hari Minggu diadakan setelah runtuhnya koalisi Scholz yang terdiri dari SPD, Partai Hijau, dan FDP yang pro-pasar pada November lalu dalam pertikaian mengenai pengeluaran anggaran.
Pembicaraan koalisi yang panjang dapat membuat Scholz berperan sebagai pejabat sementara selama berbulan-bulan. Ini akan menyebabkan penundaan pembuatan kebijakan yang akan berpengaruh pada ekonomi Jerman dan akan menciptakan kekosongan kepemimpinan di Eropa.
(Rahman Asmardika)