JAKARTA - Proyek pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di kawasan Sunter, Jakarta Utara yang dicanangkan sejak 2018 mangkrak hingga saat ini akibat Pemprov DKI Jakarta cenderung fokus terhadap pembangunan pengolahan sampah berupa Refuse Derived Fuel (RDF) di Bantargebang, Bekasi dan Rorotan, Jakarta Utara.
Diketahui kapasitas sampah yang dihasilkan warga Jakarta mencapai 8.000 toh per hari sedangkan dua RDF hanya mampu mengolah sampah 3.500 ton per hari sehingga diperlukan fasilitas tambahan untuk mengolah sampah Jakarta sehingga tidak membebani TPST Bantargebang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan bahwa pembangunan selain RDF untuk mengolah sampah Jakarta sangat terbuka dikarenakan masih ada sekitar 4.500 ton sampah yang perlu diolah.
"Kemarin sudah saya sampaikan kepada pak Wagub (Rano Karno -red), pembangunan pengelolaan sampah selain yang ada saat ini, itu masih sangat terbuka karena kita masih punya sekitar 4.500 ton sampah yang memang harus segera dikelola. Supaya sampah-sampah dari Jakarta bisa selesai pengolahannya di Jakarta dan tidak bergantung kepada Bantargebang. selama ini semua sampah Jakarta itu kita buang ke bantargebang," kata Asep kepada wartawan di Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2025).