Di samping itu, Putu menjelaskan, bahwa museum memiliki peran strategis dalam melestarikan budaya dan sejarah Indonesia. Menurut dia, dukungan pemerintah terhadap pelestarian seni dan budaya melalui kebijakan yang lebih kuat sangat penting.
"Kita membutuhkan regulasi yang jelas dan dukungan konkret dari pemerintah untuk memastikan bahwa museum tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang sebagai pusat edukasi dan interaksi budaya. Jadi, museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan artefak, tetapi harus menginspirasi generasi muda untuk belajar dari warisan leluhur,” jelas dia.
Menurut dia, museum bukan sekadar menyimpan narasi masa lalu saja, tapi juga menjadi ruang hidup yang menginspirasi masa kini dan masa depan. Kata dia, budaya adalah jiwa bangsa dan pembangunan budaya merupakan bagian dari cinta tanah air yang harus diperjuangkan bersama.
"Memajukan museum berarti memuliakan kebudayaan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggungjawab kita bersama. AMI senantiasa memastikan bahwa kebudayaan mendapat tempat dan apresiasi yang layak dan mulia. Kita berharap dan yakin ke depan Indonesia akan jadi ibu kota kebudayaan dunia atau Adibudaya," tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Wicara Cipta menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, seniman, komunitas budaya, serta sektor swasta dalam memperkuat ekosistem budaya nasional.
AMI yang membawahi sekitar 500 museum se-Indonesia, juga didorong untuk memperkuat perannya dalam membangun kolaborasi lintas sektor demi menciptakan museum yang lebih inklusif dan dinamis.
"Dengan beragam tantangan yang dihadapi, sinergi lintas sektor diharapkan dapat menciptakan kebijakan budaya yang lebih inklusif, serta menjadikan seni dan budaya sebagai pilar utama dalam pembangunan bangsa," ungkap Putu.