JAKARTA – China telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa negara itu siap untuk berperang dalam "jenis apa pun", sebagai respon atas tarif perdagangan yang diterapkan Presiden Donalad Trump. Beijing telah mengumumkan pembalasan untuk tarif terbaru tersebut, dengan kedua negara semakin dekat dengan perang dagang.
Pekan ini Trump mengenakan tarif lebih tinggi pada semua barang produksi China. Sebagai balasannya, China segera mengenakan tarif 10-15% pada produk pertanian AS.
"Jika perang adalah yang diinginkan AS, baik itu perang tarif, perang dagang, atau jenis perang lainnya, kami siap berperang sampai akhir," demikian disampaikan kedutaan besar China di X, yang mengunggah ulang kalimat dari pernyataan pemerintah pada Selasa, (4/3/2025).
Itu adalah retorika paling keras yang dilontarkan China sejauh ini sejak Trump menjadi presiden dan muncul saat para pemimpin berkumpul di Beijing untuk Kongres Rakyat Nasional tahunan.
Pada Rabu, (5/3/2025) Perdana Menteri China Li Qiang mengumumkan bahwa China akan kembali meningkatkan anggaran pertahanannya sebesar 7,2% tahun ini dan memperingatkan bahwa "perubahan yang tak terlihat dalam satu abad sedang terjadi di seluruh dunia dengan kecepatan yang lebih cepat." Peningkatan ini sudah diperkirakan dan sesuai dengan angka yang diumumkan tahun lalu.
Para pemimpin di Beijing mencoba mengirim pesan kepada warga di China bahwa mereka yakin ekonomi negara itu dapat tumbuh, bahkan dengan ancaman perang dagang.
China sangat ingin menggambarkan citra sebagai negara yang stabil dan damai, berbeda dengan AS, yang dituduh Beijing terlibat dalam perang di Timur Tengah dan Ukraina.