Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dokter Marlina Pekpekai Eks Relawan Nakes Covid Ikut Pendidikan SIPSS Polri

Puteranegara Batubara , Jurnalis-Jum'at, 07 Maret 2025 |19:54 WIB
Dokter Marlina Pekpekai Eks Relawan Nakes Covid Ikut Pendidikan SIPSS Polri
Dokter Marlina Pekpekai Eks Relawan Nakes Covid Ikut Pendidikan SIPSS Polri (Foto : Istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Dokter Marlina Putri Purnamasari Pekpekai lolos seleksi Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tahun ini. Perempuan asal Merauke, Papua, mengaku tertarik masuk dunia kepolisian karena terlibat kegiatan Vaksinasi Merdeka yang digagas Polri saat pandemi. 

"Saat itu namanya Vaksin Merdeka," kata mantan relawan tenaga kesehatan (nakes) saat pandemi Covid-19 ini, Jumat (7/3/2025).

Putri, sapaannya, mendaftar seleksi SIPSS melalui Polda Papua. Putri menyelesaikan studi kedokterannya di Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, akhir tahun 2019 lalu.

Selepas studi, Putri menjalani program internship di tanah kelahirannya, yakni di RS Angkatan Laut Merauke dan Puskesmas Karang Indah Merauke. Selesai intermship, dia mendapat ajakan menjadi relawan nakes di Wisma Atlet (Jakarta).

"Saya posisi ketika itu sedang pengurusan STR (Surat Tanda Registrasi) di Jakarta. Senior saya bilang lewat WA, 'Kami masih kurang orang sebagai relawan tenaga medis Covid-19 di Wisma Atlet, apakah mau bergabung atau tidak?'" ujar Putri. 

Putri pun langsung mengiyakan tawaran tersebut. Motivasinya adalah ingin mengabdi, karena saat itu relawan nakes sangat dibutuhkan untuk menangani pasien Covid-19 yang semakin hari, semakin bertambah banyak.

Enam bulan lamanya Putri menjadi relawan nakes Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta yang ketika itu digunakan sebagai RS darurat untuk penanganan pasien Covid-19. Putri mengatakan setiap hari bekerja 9 jam, namun beberapa kali hingga 12 jam di RS Darurat Covid-19.

"Selama itu (per sif) pakai baju Covid itu (APD), tanpa bisa kami buka. Itu hectic banget, apalagi kalau jaga di bagian critical, satu dokter umum ambil (bertanggung jawab untuk) tiga lantai. Dan satu lantai isinya bisa puluhan pasien, dari yang gejala ringan sampai berat," ungkap perempuan berusia 29 tahun ini.

Putri masih mengingat jelas momen-momen saat kesehatan pasien yang didampinginya menurun, dan dia harus berlari untuk memberikan petolongan secepatnya. Pasien tersebut, ujar Putri, berada di lantai 10. Sementara IGD RS Darurat berada di lantai dasar. 

"Itu pasien di atas lantai 10 lah kira-kira, sementara IGD di tower bawah. Nah untuk menurunkan pasien, saya lari pakai baju APD, itu ada kali 4 lantai saya lari, sampai atas terengah-engah. Tapi saya lebih pikir pasien saya jadi tetap saya jalani," cerita anak pertama dari 4 bersaudara itu.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement