Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keunikan Ramadhan di Negeri Maroko

Siti Gea Arzetty , Jurnalis-Senin, 10 Maret 2025 |15:10 WIB
Keunikan Ramadhan di Negeri Maroko
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA – Berbagai negara, terutama yang memiliki penduduk mayoritas Muslim, memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam menyambut bulan Ramadhan, begitu juga dengan Maroko, negara Afrika timur dengan nuansa Islam yang kental. 

Ramadhan di Maroko menawarkan pengalaman yang unik bagi warga lokal maupun pendatang. Di siang hari, jalanan menjadi lebih tenang, menciptakan suasana khusyuk bagi yang berpuasa.

Namun, begitu matahari terbenam, kota-kota di Maroko berubah menjadi lautan manusia yang berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan salat Tarawih. Masjid-masjid seperti Masjid Hassan II di Casablanca dan Masjid Koutoubia di Marrakesh dipenuhi ribuan jamaah yang menikmati indahnya ibadah malam.

Selain suasana religius yang begitu kuat, aroma khas Ramadhan juga menyelimuti setiap sudut kota. Setiap rumah dan jalanan berbau harum dari makanan yang dimasak menjelang berbuka. Pasar dan souk tetap ramai dengan berbagai jajanan khas yang hanya muncul di bulan suci.

Keunikan Tradisi Berpuasa di Maroko

Hidangan Berbuka yang Ikonik

Menu berbuka di Maroko sangat khas dan selalu menyertakan sup harira, sup tomat berbumbu yang kaya rempah dan isian seperti lentil serta daging. Hidangan ini hampir selalu hadir di meja berbuka bersama roti batbout, chebakia (kue manis berlapis madu), serta makanan gurih seperti msmen isi, briouat, dan bastila mini.

Tradisi Nafakh

Seorang pria berpakaian tradisional dengan serban disebut Nafakh bertugas membangunkan warga untuk sahur dengan meniup terompet khas. Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan masih dipertahankan di beberapa daerah.

 

Dentuman Meriam Saat Berbuka

Di beberapa kota, suara meriam menandai waktu berbuka puasa, sebuah tradisi lama yang tetap dipertahankan untuk memberikan suasana khas Ramadan yang lebih mendalam.

Ngopi dan Nongkrong Setelah Tarawih

Berbeda dengan negara-negara lain yang lebih banyak beristirahat setelah Tarawih, masyarakat Maroko cenderung menikmati malam dengan berkumpul di kafe hingga larut. Minuman khas seperti atay b’nana (teh mint) menjadi favorit sambil berbincang dan menikmati suasana Ramadhan.

Ramadhan di Maroko bukan hanya bulan ibadah tetapi juga perayaan budaya yang mendalam. Dari jalanan yang penuh aroma masakan berbuka hingga lantunan doa di masjid-masjid, Ramadhan menjadi momen yang begitu istimewa dan tak terlupakan bagi siapa saja yang merasakannya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement