Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ancaman Kapal Selam Nuklir China Hantui Filipina, Berpotensi Picu Konflik Global

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 11 Maret 2025 |10:05 WIB
Ancaman Kapal Selam Nuklir China Hantui Filipina, Berpotensi Picu Konflik Global
Kapal selam bertenaga nuklir China Type-094A Jin Class. (Foto: Reuters)
A
A
A

Laporan SCMP menyebutkan bahwa kapal selam baru tersebut pertama kali terlihat pada pertengahan 2024 dan memiliki fitur-fitur seperti sistem peluncuran vertikal, sirip ekor berbentuk X, dan propulsi udara independen (AIP).

Pada November 2024, Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro telah meminta China untuk menjauh dari laut Filipina Barat dan menyingkirkan sistem rudal balistiknya dari wilayah tersebut.

Tetapi China malah mengadakan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) besar-besaran dari Provinsi Hainan yang berdampak hingga 11.500 km di dekat zona ekonomi eksklusif di Polinesia Prancis.

Awal tahun ini, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengusulkan penyingkiran sistem rudal Typhon AS sebagai imbalan atas penghentian aksi agresif China di Laut China Selatan. Namun, kata-kata pemimpin Filipina itu tidak didengar karena Juru bicara Menteri Luar Negeri China Guo Jiakun menekankan pada Februari lalu bahwa China akan meneruskan tuduhannya terhadap Filipina dengan alasan melindungi kepentingannya.

Meski Filipina juga memiliki baterai rudal permukaan-ke-udara (SAM) SPYDER, sistem senjata tersebut tidak mampu menetralkan ancaman nuklir hipersonik China, dan oleh karenanya sangat bergantung pada sistem rudal Typhon yang memerlukan peningkatan lebih lanjut.

Risiko Konflik Global

Pada Mei 2024, AS mengerahkan peluncur rudal Patriot di Filipina, yang mampu mencegat rudal hipersonik, menambah lapisan perlindungan di perbatasan Filipina. Namun, kapal selam terbaru China yang sedang diproduksi akan semakin mendorong kekuatan angkatan lautnya di Laut China Selatan, yang jelas merupakan situasi mengkhawatirkan bagi Filipina dan pemangku kepentingan global lainnya.

Menurut laporan South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI) pada April 2024, sekira 11 kapal selam nuklir (SSN) AS dan dua kapal selam rudal balistik nuklir (SSBN) muncul di Laut China Selatan pada 2023. China selalu menganggap kapal selam AS sebagai ancaman bagi kapal selam bersenjata nuklirnya yang berpatroli di Laut China Selatan, dan Filipina berisiko terjebak dalam pertukaran nuklir antara AS dan China.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement