Prasasti Mula Malurung sebagaimana diulas oleh sejarawan Prof. Slamet Muljana, mencoba menafsirkan isi dari prasasti, Kakawin Negarakretagama, dan Pararaton. Dimana ketika Kerajaan Kediri runtuh tahun 1222 akibat pemberontakan Bhatara Siwa (alias Ken Arok).
Ia kemudian mendirikan Kerajaan Tumapel di mana Kediri menjadi negeri bawahan, dan diserahkan kepada putranya yang bernama Bhatara Parameswara. Hal ini membuat cemburu Anusapati, yang merasa sebagai putra tertua. Mungkin ia memang benar membunuh Bhatara Siwa karena menurut prasasti Mula Malurung raja pertama Tumapel itu wafat di atas tahtanya.
Sementara itu, sepeninggal Bhatara Parameswara di Kediri, tahta jatuh kepada adiknya, bernama Guningbhaya. Kemudian sepeninggal Guningbhaya takhta jatuh kepada kakaknya, yaitu Tohjaya. Dalam Pararaton, tokoh Bhatara Parameswara identik dengan Mahisa Wonga Teleng, putra tertua pasangan Ken Arok dan Ken Dedes.
Sedangkan Guningbhaya identik dengan adik kandung Mahisa Wonga Teleng, yaitu Agnibhaya. Sementara itu, Tohjaya sendiri disebut sebagai kakak Guningbhaya. Berita ini sesuai dengan Pararaton di mana Tohjaya merupakan putra tertua Ken Arok yang lahir dari Ken Umang. Maka, dapat dipastikan kalau Tohjaya lahir lebih dulu daripada Agnibhaya.