Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Israel di Gaza Tewaskan Lebih dari 400 Orang, Netanyahu: Ini Baru Permulaan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 19 Maret 2025 |16:05 WIB
Serangan Israel di Gaza Tewaskan Lebih dari 400 Orang, Netanyahu: Ini Baru Permulaan
Pengeboman Israel di Gaza. (Foto: X)
A
A
A

YERUSALEM - Serangan udara Israel menghantam Gaza dan menewaskan lebih dari 400 orang pada Selasa, (18/3/2025) kata otoritas kesehatan Palestina. Serangan tersebut merusak kesepakatan gencatan senjata, dengan Israel memperingatkan serangan gencar itu "baru permulaan."

Israel dan kelompok militan Palestina Hamas saling menuduh melanggar gencatan senjata. Gencatan senjata telah berlaku sejak Januari dan menawarkan jeda dari perang bagi 2,3 juta penduduk Gaza, yang telah hancur menjadi puing-puing.

Hamas, yang masih menahan 59 dari sekira 250 sandera yang menurut Israel ditangkap kelompok itu dalam serangan pada 7 Oktober 2023, menuduh Israel membahayakan upaya mediator untuk menegosiasikan kesepakatan permanen guna mengakhiri pertempuran, tetapi kelompok itu tidak mengancam akan melakukan pembalasan.

Netanyahu Janjikan Serangan Lebih Banyak Serangan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia memerintahkan serangan karena Hamas telah menolak proposal untuk mengamankan perpanjangan gencatan senjata.

Netanyahu meminta warga Gaza untuk menjauh dari bahaya dan pindah ke daerah yang lebih aman, menyalahkan setiap korban sipil pada Hamas.

"Sejak saat ini, Israel akan bertindak melawan Hamas dengan kekuatan yang semakin meningkat. Dan mulai saat ini, negosiasi hanya akan berlangsung di bawah tembakan," katanya, berbicara dari pangkalan militer Kirya di Tel Aviv.

"Hamas telah merasakan pukulan tangan kami dalam 24 jam terakhir. Dan saya ingin meyakinkan Anda: Ini baru permulaan."

Serangan itu menghantam rumah-rumah dan perkemahan tenda dari utara ke selatan Jalur Gaza. Para saksi mata mengatakan sebuah pesawat Israel menembakkan rudal ke Kota Gaza pada Selasa malam.

 

Tank-tank Israel menembaki dari seberang perbatasan, kata para saksi mata. Otoritas kesehatan Palestina mengatakan 408 orang telah tewas dalam salah satu jumlah korban terbesar dalam satu hari sejak perang Meletus, demikian diwartakan Reuters.

Warga Mengungsi dari Gaza

Keluarga-keluarga di Beit Hanoun di Jalur Gaza utara dan wilayah timur Khan Younis di selatan meninggalkan rumah mereka. Sambil membawa barang-barang, sebagian berjalan kaki, yang lain naik mobil atau becak setelah militer Israel memerintahkan mereka untuk mengungsi dari apa yang disebutnya sebagai "zona pertempuran berbahaya".

Mesir dan Qatar, mediator dalam kesepakatan gencatan senjata bersama dengan AS, mengutuk serangan Israel, sementara Uni Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menyesalkan kegagalan gencatan senjata.

Koordinator bantuan darurat PBB, Tom Fletcher, mengatakan "keuntungan sederhana" yang diperoleh selama gencatan senjata telah hancur.

Israel telah menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza selama lebih dari dua minggu, memperburuk krisis kemanusiaan.

Mantan sandera dan keluarga dari beberapa sandera yang masih ditawan di Gaza menyatakan kemarahan atas dimulainya kembali perang.

Sandera yang dibebaskan, Yarden Bibas, yang istri dan dua putranya yang masih kecil terbunuh saat ditawan, mengatakan di Facebook bahwa kembalinya Israel ke medan perang membawanya kembali ke Gaza, tempat ia mengkhawatirkan keselamatannya. "Tekanan militer membahayakan sandera, kesepakatan membawa mereka kembali," katanya.

Di rumah sakit yang kewalahan akibat pemboman selama 15 bulan, tumpukan mayat dalam lembaran plastik putih yang berlumuran darah ditumpuk saat korban dibawa masuk. Kementerian kesehatan mengatakan banyak korban tewas adalah anak-anak, dan 562 orang terluka.

Di antara pejabat Hamas yang tewas dalam serangan udara tersebut adalah Essam Addalees, kepala de facto pemerintahan Hamas, Ahmed Al-Hetta, wakil menteri kehakiman, dan Mahmoud Abu Watfa, kepala dinas keamanan yang dijalankan Hamas, kata Hamas.

 

Negosiasi Gencatan Senjata

Tim negosiasi dari Israel dan Hamas telah berada di Doha saat para mediator berusaha menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak setelah berakhirnya fase awal gencatan senjata, yang mengakibatkan 33 sandera Israel dan lima warga Thailand dibebaskan dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina.

Israel telah mendesak agar para sandera yang tersisa dikembalikan dengan imbalan gencatan senjata hingga setelah bulan puasa Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi pada bulan April.

Pada Selasa, juru bicara Hamas Abdel-Latif Al-Qanoua mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut masih berhubungan dengan para mediator, dan sangat ingin menyelesaikan implementasi kesepakatan awal.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement