"Darahnya, darah istrinya dan para martirnya, akan tetap mengobarkan pertempuran pembebasan dan kemerdekaan," kata Hamas, sebagaimana dilansir Reuters.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa tujuan utama perang tersebut adalah untuk menghancurkan Hamas sebagai entitas militer dan pemerintahan.
Dia mengatakan tujuan dari kampanye baru tersebut adalah untuk memaksa kelompok tersebut menyerahkan sandera yang tersisa. Israel melancarkan serangan awalnya di Gaza setelah pejuang
Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel. Hamas menuduh Israel melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata bulan Januari dengan menolak untuk memulai negosiasi untuk mengakhiri perang dan menarik pasukannya dari Gaza. Namun Hamas mengatakan pihaknya masih bersedia berunding dan sedang mempelajari proposal "jembatan" dari utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.
(Rahman Asmardika)