Terkikisnya ajaran Buddha Tibet sangat memprihatinkan, karena hal ini merupakan serangan terhadap fondasi spiritual masyarakat Tibet. Agama Buddha telah menjadi landasan identitas Tibet selama berabad-abad, membentuk nilai-nilai, tradisi, dan cara hidup di wilayah tersebut.
Upaya PKC untuk menekan pendidikan dan praktik Buddha mengancam akan memutuskan hubungan antara masyarakat Tibet dan warisan spiritual mereka, sehingga meninggalkan kekosongan yang tidak dapat dengan mudah diisi.
Masyarakat internasional memiliki peran penting untuk menangani kekejaman yang dilakukan PKC di Tibet. Pemerintah, organisasi, dan individu harus terus mengadvokasi hak-hak masyarakat Tibet, meningkatkan kesadaran akan penderitaan mereka, dan menekan PKC untuk mengakhiri kebijakannya yang menindas.
Mendukung lembaga budaya dan agama Tibet, baik di dalam maupun di luar Tibet, sangat penting untuk melestarikan warisan unik wilayah tersebut dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat terus memeluk identitas mereka.
Tindakan PKC di Tibet merupakan upaya sistematis untuk menekan identitas budaya, agama, dan sosial di wilayah tersebut. Dengan menargetkan pendidikan Buddha, mengintimidasi keluarga, memukimkan kembali warga Tionghoa Han, dan menerapkan langkah-langkah pengawasan ketat, PKC bertujuan untuk mengasimilasi Tibet ke dalam kerangka kerja komunis China yang lebih luas.
Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya merusak hak dan kebebasan orang-orang Tibet, tetapi juga mengancam pelestarian warisan unik mereka. Sangat penting bagi masyarakat internasional untuk terus berdiri dalam solidaritas dengan Tibet, mengadvokasi keadilan dan perlindungan warisan budaya serta spiritualnya.
(Rahman Asmardika)