Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

92 Warga Palestina Tewas dalam 2 Hari Terakhir Akibat Serangan Militer Israel

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 19 April 2025 |19:04 WIB
92 Warga Palestina Tewas dalam 2 Hari Terakhir Akibat Serangan Militer Israel
92 Warga Palestina Tewas dalam 2 Hari Terakhir Akibat Serangan Militer Israel (Reuters)
A
A
A

GAZA – Setidaknya 92 warga Palestina tewas dan 219 lainnya terluka di Jalur Gaza selama 48 jam terakhir akibat genosida Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, menurut otoritas kesehatan setempat.

1. 92 Warga Palestina Tewas

Dengan tambahan ini, total korban jiwa akibat serangan Israel menjadi 51.157 orang. 

“Jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 51.157 orang dan 116.724 orang terluka sejak 7 Oktober 2023,” kata otoritas kesehatan, melansir Al Jazeera, Sabtu (19/4/2025). 

Sementara itu, sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret, sebanyak 1.783 warga Palestina di Gaza tewas. 

2. 58 Warga Palestina Tewas saat Jumat Agung

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 58 warga Palestina saat umat Kristen merayakan Jumat Agung di daerah kantong yang dibombardir itu.

Lebih dari separuh korban berada di Kota Gaza dan Gaza utara. Namun, serangan mematikan terjadi di seluruh Jalur Palestina, termasuk di Khan Younis dan Rafah di selatan. Demikian pernyataan sumber medis kepada Al Jazeera.

Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di daerah Shaboura dan Tal as-Sultan dekat Rafah, serta di Gaza utara, tempat Israel telah menguasai sebagian besar wilayah di timur Kota Gaza.

Pada hari Jumat, menteri pertahanan Israel, Israel Katz, mengulangi bahwa Israel bermaksud untuk mencapai tujuan perangnya.

"(Tentara Israel) saat ini sedang berupaya untuk meraih kemenangan yang menentukan di semua arena, pembebasan para sandera, dan kekalahan Hamas di Gaza," katanya dalam sebuah pernyataan.

Namun, umat Kristen Palestina di Gaza terus mengadakan pertemuan yang tenang menjelang Paskah, di tengah serangan tersebut.

 

Berbicara kepada Al Jazeera dari sebuah gereja setempat, Ihab Ayyad mengatakan bahwa ia biasa berkumpul dengan jemaat lain dan mengunjungi rumah tetangganya setiap tahun untuk merayakan.

"Tahun ini, kami tidak melakukan kunjungan karena kehancuran total di mana-mana, karena pasukan pendudukan [Israel] telah meratakan sebagian besar rumah saudara dan tetangga saya," kata Ayyad. 

“Banyak saudara dan tetangga saya yang menjadi martir atau mengungsi di berbagai tempat. Kami tidak merayakannya karena kami merasa sangat sedih.”

Ramez al-Soury mengatakan bahwa ia biasa bepergian dari Gaza ke Betlehem atau Yerusalem untuk merayakan minggu suci.

Namun kini, suasana perang merasuki Gaza. “Bau kematian tercium di mana-mana. Bau pembunuhan dan kehancuran memberi banyak tekanan pada kami,” katanya.

Melaporkan dari Kota Gaza, Hani Mahmoud dari Al Jazeera mengatakan bahwa komunitas Kristen berpegang teguh pada iman mereka dan telah berkumpul di salah satu gereja tertua di dunia di Gaza – bukan sebagai bentuk perlawanan tetapi sebagai bentuk pengabdian.

“Di Gaza, Jumat Agung adalah kekuatan iman dan kekuatan yang tenang bagi mereka yang masih percaya pada perdamaian meskipun dunia di sekitar mereka hanyalah panggung yang dipenuhi dengan kekerasan dan kematian,” katanya.
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement