“Kami rencana naik kuda keliling daerah bersalju dan juga terdapat padang rumput yang luas. Tetapi karena ada tragedi militer India semua destinasi wisata ditutup untuk turis,” kata Dewi.
Menurut Dewi rombongan tur tersebut seharusnya dijadwalkan pergi ke Pahalgam pada saat penembakan, namun kemudian jadwal ditukar dan mereka singgah terlebih dahulu di Gulmarg. Dia merasa bersyukur pertukaran jadwal tersebut, rombongan mereka tidak sempat tiba di Pahalgam saat tragedy tersebut terjadi.
“Alhamdulillah Allah melindungi kami tidak ke Pahalgam dan diselamatkan dengan perubahan jadwal destinasi,” tulisnya.
Lebih lanjut, Dewi mengatakan bahwa rombongannya yang berjumlah 12 orang masih berada di Kashmir dan hanya bisa berdiam di hotel Az Zahra di daerah Rajbarg di Srinagar, karena lockdown dan penutupan yang diberlakukan di seluruh Kashmir oleh pihak berwenang India. Dia hanya bisa menunggu apakah lock down yang diberlakukan pemerintah India di Kashmir masih akan diberlakukan sebelum rombongan dijadwalkan kembali ke New Delhi pada 26 April dan terbang kembali ke Indonesia pada 27 April 2025.
“Pihak Kemlu dan KBRI di New Delhi sudah tahu keberadaan kami ber-12. Mereka koordinasi dan memantau dengan instansi-instansi di sini. Sejauh ini, disarankan cukup tinggal di hotel, kembali ke ND (New Delhi) sesuai jadwal,” tutup Dewi.
(Rahman Asmardika)