Budi menambahkan, Presiden Prabowo menaruh perhatian besar pada isu kebakaran hutan dan lahan karena dampaknya yang luas, termasuk aspek geopolitik.
"Presiden juga memberikan perhatian yang sangat besar terhadap isu-isu kebakaran hutan karena kebakaran hutan dampaknya tidak hanya menyangkut hanya kepada kerugian lingkungan dan kesehatan masyarakat semata, namun juga berdampak pada aspek geopolitik kawasan lintas negara," lanjutnya.
Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Restorasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan sejak 13 Maret 2025. Budi juga menegaskan pentingnya sinergi semua pihak untuk satu tujuan besar.
"Melalui operasi penanganan kebakaran hutan dan lahan ini, semua kekuatan baik kekuatan pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI dan Polri, kementerian lembaga dan swasta bahu-membahu bersatu dan bergerak dalam satu komando untuk satu tujuan menekan angka kebakaran hutan dan lahan hingga ke titik minimal bahkan target zero kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Budi menyampaikan peringatan dini BMKG bahwa musim kemarau tahun ini berpotensi meningkatkan kebakaran hutan.
"Dari data BMKG yang juga terintegrasi dengan data satelit Kementerian Kehutanan dan BNPB, musim kemarau tahun ini diprediksi akan dimulai secara bertahap perwilayahan dimulai dari bulan April hingga bulan September tahun 2025. Selain itu berdasarkan data lapangan terdapat 97 kejadian kebakaran hutan dan lahan hingga tanggal 17 April tahun 2025," ujarnya.