"Perempuan harus dilindungi dari praktik pinjol yang merugikan," tutup Puan.
Sementara itu, Aktivis perempuan dari Sarinah Institute, Luky Sandra Amalia mengapresiasi perhatian Ketua DPR RI Puan Maharani terhadap nasib perempuan yang semakin banyak menjadi korban jeratan pinjaman online (pinjol). Sebagai tokoh perempuan di tingkat nasional, sikap Puan dinilai mencerminkan sensitivitas gender yang penting dalam menangani krisis ekonomi yang berdampak langsung terhadap kelompok rentan, khususnya perempuan.
"Keberpihakan Ketua DPR RI, Puan Maharani, tentu patut diapresiasi. Sebagai perempuan, Puan punya gender sensitivity terhadap persoalan-persoalan perempuan, itu patut diapresiasi," kata Luky Sandra Amalia.
Amalia menilai, fenomena perempuan yang terjerat pinjaman online saat ini memang mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Dalam banyak kasus, perempuan tidak hanya menanggung beban ekonomi, tetapi juga mengalami tekanan psikologis, kekerasan dalam rumah tangga, bahkan hingga kehilangan nyawa.
"Kasus perempuan terlilit pinjol memang semakin mengkhawatirkan, karena memang perempuan merupakan kelompok paling rentan terkait dengan economic security (keamanan ekonomi), terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini,” tuturnya.