Sebuah perubahan yang baru-baru ini menjadi perhatian adalah AS tidak lagi menuntut Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan "Israel" sebagai prasyarat untuk memajukan perundingan kerja sama nuklir sipil. Hal ini diungkap dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, menjelang kunjungan Trump ke Arab Saudi.
Ini menandai perubahan kebijakan signifikan oleh Washington. Di bawah mantan Presiden Joe Biden, negosiasi nuklir dengan Riyadh dikaitkan dengan perjanjian AS-Saudi yang lebih luas yang mencakup pengakuan "Israel" dan potensi perjanjian pertahanan dengan Amerika Serikat.
Menurut laporan itu, KTT itu dapat memicu kembali diskusi mengenai kerja sama nuklir AS-Saudi. Arab Saudi telah memiliki program energi nuklir damai sejak 2010, dan "Perusahaan-perusahaan internasional kini tengah berupaya melaksanakan proyek-proyek ini di Arab Saudi."
Arab Saudi sedang memajukan rencana untuk membangun reaktor nuklir pertamanya, dengan beberapa perusahaan global bersaing untuk mendapatkan kontrak tersebut, sementara pembangkit tenaga nuklir Barakah di Uni Emirat Arab tetap menjadi satu-satunya fasilitas empat reaktor yang beroperasi di dunia Arab, yang dibangun bersama Korea Selatan.
(Rahman Asmardika)