Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Setiap hadiah yang diberikan oleh pemerintah asing selalu diterima dengan mematuhi semua hukum yang berlaku. Pemerintahan Presiden Trump berkomitmen untuk bersikap transparan sepenuhnya."
Juru Bicara Qatar, Ali Al-Ansari, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kemungkinan pengalihan pesawat untuk penggunaan sementara sebagai Air Force One masih dalam pertimbangan antara Kementerian Pertahanan Qatar dan Departemen Pertahanan AS dan "belum ada keputusan yang dibuat."
Rencana pemberian hadiah pesawat itu pertama kali dilaporkan oleh ABC News pada Minggu.
Trump telah menyatakan rasa frustrasinya atas keterlambatan pengiriman dua pesawat 747-8 baru untuk dijadikan Air Force One yang diperbarui. Selama masa jabatan pertamanya, Trump telah mencapai kesepakatan dengan Boeing untuk mengirimkan jet tersebut pada 2024. Seorang pejabat Angkatan Udara AS mengatakan kepada Kongres minggu lalu bahwa Boeing telah mengusulkan untuk menyelesaikan rencana tersebut pada 2027.
Trump akan mengunjungi Qatar selama perjalanan ke Timur Tengah minggu ini. Pesawat itu tidak akan disajikan atau diterima saat Trump berada di Qatar.
ABC melaporkan, mengutip sumber, bahwa pengacara di kantor penasihat Gedung Putih dan Departemen Kehakiman telah menyiapkan analisis yang menyimpulkan bahwa akan sah dan konstitusional bagi Departemen Pertahanan untuk menerima rencana tersebut sebagai hadiah dan kemudian mentransfernya ke perpustakaan kepresidenan Trump.
(Rahman Asmardika)