Di Jabalia, orang-orang mencari-cari di antara lautan puing-puing setelah serangan malam itu, menarik keluar lembaran logam saat anak-anak kecil memanjat melalui puing-puing.
Sekitar 10 mayat yang dibungkus kain putih berjejer di tanah untuk dibawa ke rumah sakit. Para wanita duduk sambil menangis dan satu orang mengangkat sudut kain untuk menatap wajah orang yang meninggal itu.
"Ke mana saya harus pergi hari ini? Ke Gaza barat? Ada pengeboman di Gaza barat. Di selatan? Mereka membunuh orang-orang di Khan Younis. Ke Deir al-Balah? Ada pengeboman. Saya, anak-anak saya dan keluarga saya, ke mana kami harus pergi?" kata Fadi Tamboura, duduk sambil menangis di samping kawah yang ditinggalkan oleh serangan semalam.
Ismail, seorang pria dari Kota Gaza yang hanya menyebutkan nama depannya, menggambarkan malam yang mengerikan itu.
"Ledakan tanpa henti yang diakibatkan oleh serangan udara dan penembakan tank mengingatkan kita pada hari-hari awal perang. Tanah tidak berhenti berguncang di bawah kaki kami," kata Ismail kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Serangan Israel telah menghancurkan daerah kantong itu dan menewaskan lebih dari 53.000 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.
(Erha Aprili Ramadhoni)