Ia menyadari dalam proses penanganan perkara tersebut terdapat postingan yang sebenarnya sama sekali tak terkait dengan perkara yang ditangani. Antara lain terkait isu kehidupan pribadi Jaksa Agung, Jampidsus, Dirdik, bahkan isu pemerintahan Presiden Prabowo, seperti petisi RUU TNI dan Indonesia Gelap.
"Saya sangat menyesali dan menyadari apa pun dan bagaimana pun ceritanya, baik itu kelalaian saya, saya tak mengecek ulang isi konten atau pun kelalaian dan luputnya saya mengecek dan meneliti kembali dan fokus terhadap apa yang disampaikan," tuturnya.
Ia juga menyadari konten-konten tersebut memberikan rasa sakit bagi pihak-pihak terdampak. Untuk itu, ia menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf kepada pihak terkait dan mungkin pihak lain terdampak.
"Saya sejujurnya tidak pernah merasa ada ketidaksukaan atau kebencian secara pribadi, baik dengan institusi atau pun dengan pemerintahan, atau pun dengan personal. Karena di dalam chat saya dan sudah dimasukkan di dalam BAP salah satunya terdapat percakapan antara saya dan rekan saya yang saya sampaikan bahwa ada baiknya juga APH (aparat penegak hukum) ini seperti bapak Febrie Adriansyah (Jampidsus)," katanya.
Marcella juga mengaku salut dengan semangat penegakan hukum yang begitu tinggi di Kejagung. Sehingga, ia tak pernah ada kebencian pribadi dengan institusi Kejagung atau pun pemerintah.
(Arief Setyadi )