"Di bawah naungan pemerintah dan dukungan militer, kekerasan pemukim di Tepi Barat terus berlanjut dan menjadi semakin mematikan dari hari ke hari. Seperti inilah pembersihan etnis," lapor Yesh Din, sebuah LSM Israel yang beroperasi di Israel dan Tepi Barat.
Para pemukim telah menyerang warga Palestina selama beberapa dekade, tetapi kini kekerasan telah menjadi kejadian sehari-hari. Akibatnya, pemerintah Barat memberlakukan sanksi. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden membuat AS mencabut sanksinya terhadap para pemukim.
Kepala divisi kepolisian Israel di Tepi Barat saat ini sedang diselidiki karena mengabaikan kekerasan pemukim untuk menyenangkan Menteri Keamanan Nasional yang pro-pendudukan, Itamar Ben-Gvir. Meskipun ada penyelidikan, ia dipekerjakan kembali bulan ini setelah penangguhan selama enam bulan.
Serangan itu adalah hasil kerja para ekstremis agama yang menganggap Tepi Barat sebagai bagian dari tanah perjanjian Israel, yang harus diduduki dan "dimurnikan" dengan segala cara, termasuk darah dan senjata.
(Rahman Asmardika)