JAKARTA - Jaksa mencecar Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto perihal melarung. Hasto menyebutkan, hal tersebut sudah menjadi tradisi di PDIP.
Hal itu terjadi saat Hasto diperiksa sebagai terdakwa dalam kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI dan perintangan penyidikan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Awalnya, jaksa mencecar soal pernyataan staf Hasto, Kusnadi yang menyebutkan tidak ada instruksi merendam ponsel, tapi melarung.
"Kemarin di persidangan, Kusnadi menyebutkan terkait perintah tadi yang disampaikan rekan kami mengenai menenggelamkan itu, menyebutkan bahwa itu melarung, melarung sesaji," kata jaksa.
"Nah, saya tanyakan waktu itu apakah memang ada kebiasaan di DPP bahwa untuk caleg agar menang dia harus melakukan ritual-ritual. Kemudian disampaikan Kusnadi seperti itu. Apakah memang seperti itu yang saudara ketahui sebagai sekjen PDIP?" tanya jaksa.
"Bahwa yang dimaksudkan tadi melarung bukan adalah yang dimaksud dalam persidangan ini adalah ketika Kusnadi menenggelamkan pakaiannya. Jadi kalau larung memang itu menajdi bagian dari kultur yang kami bangun," jawab Hasto.
Hasto menegaskan, tradisi tersebut dilakukan semenjak partainya menjadi pemenang kontestasi politik. Dalam momen tersebut, banyak tekanan yang menimpa pihaknya. Hasto melanjutkan, ia pun setahun sekali naik gunung. Hal itu dilakukan rutin selama sembilan tahun.
"Sehingga setiap malam tahun baru, selama 9 tahun berturut turut saya ini selalu naik gunung, mendoakan Bu Mega, mendoakan Pak Jokowi, mendoakan bangsa dan negara agar Indonesia ini baik. Naik gunung 9 tahun berturut turut setiap malam tahun baru," ujarnya.
(Angkasa Yudhistira)