Di Kidung Sunda diceritakan pejabat utusan Hayam Wuruk, Madhu pulang ke Majapahit membawa surat balasan dari raja Sunda. la segera disusul oleh utusan Sunda, yang berlayar dalam rombongan terdiri dari 200 kapal besar, serta dikawal oleh lebih dari 1.500 perahu kecil.
Keluarga Kerajaan Sunda datang dengan perahu junk Mongol, yang lazim digunakan setelah perang Wijaya. Sementara itu, Majapahit menggelar persiapan untuk menyambut para tamu dari Sunda. Dua hari berselang, patih pelabuhan di Bubat melaporkan bahwa rombongan Sunda sudah hampir tiba. Hayam Wuruk dan keluarga siap menyambut mereka. Namun, Gajah Mada tak setuju.
Menurut Gajah Mada, tak seharusnya raja agung Majapahit menyambut seorang raja bawahan seperti Raja Sunda, dengan cara demikian. Tak ada yang bisa menduga apakah ia datang sebagai musuh dalam penyamaran. Meskipun para pejabat penting istana dan abdi raja terkejut mendengar hal itu, tidak satupun bisa menentang sang Mahapatih Gajah Mada.