JAKARTA - Kronologi lengkap mahasiswi Cantik UNS terjun ke Sungai Bengawan Solo, akan diulas dalam artikel Okezone, Rabu (2/7/2025). Korban diketahui Bernama Devitasari Anugraeni dari Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi UNS angkatan 2021.
Kronologi kejadian bermula, saat ditemukan motor jenis Honda Beat warna merah putih dengan nomor polisi AA 3747 CY yang diduga milik korban di atas jembatan. Terdapat tas berisi telefon genggam dan buku catatan berisi pesan yang ditulis korban.
Pesan lewat secarik kertas tersebut diduga sengaja ditulis korban sebelum mengakhiri hidupnya. Kejadian itu lantas membuat kawasan Jembatan Jurug ramai.
"Saya pas bawa customer dari Palur, ditengah jembatan lima meter didepan saya, ada perempuan sudah berdiri di tuas jembatan mau ancang-ancang lompat," ujar Hariadi, pengemudi ojek online yang melihat kejadian tersebut.
Saat itu, ia sempat berteriak agar korban menghentikan niatnya. Sayang korban sudah terlanjut melompat ke Sungai Bengawan Solo.
"Saya teriakin 'Mbak' tapi sudah tidak bisa, sudah terjun. Setelah saya hentikan motor costumer juga turun saya tengok sudah tidak ada," ungkapnya.
Menurutnya, perempuan tersebut masih anak kuliahan. Korban saat itu mengenakan baju warna pink lengkap dengan jilbabnya.
Juru bicara UNS, Agus Riwanto mengatakan, korban nekat mengakhiri hidupnya tidak berkaitan dengan proses pembelajaran di kampus, melainkan terkait dengan kondisi gangguan kejiwaan yang dialami mahasiswi yang bersangkutan.
Hal tersebut didapati setelah UNS melakukan klarifikasi kepada pihak terkait di lingkungan UNS. Didapatkan bahwa mahasiswi dari Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi UNS angkatan 2021 semester 8 tersebut menjadi klien Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa UNS sejak Januari 2025.
Mahasiswi tersebut memberikan informasi kepada Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa dan Kepala Program Studi D4 K3.
"Bahwa yang bersangkutan mempunyai masalah kejiwaan dan riwayat percobaan bunuh diri sejak tahun 2023 sampai 2025 dengan berbagai cara, antara lain overdosis obat dan peralatan tajam, dan pernah menjadi pasien Rumah Sakit Jiwa,”ujarnya.
(Fahmi Firdaus )