JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat waspada dan siap siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem sepanjang Juli 2025. Imbauan ini berkaca pada bebarapa bencana yang terjadi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, pada Selasa, 1 Juli 2025 pukul 18.00 WIB, terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Hanjoran, Kecamatan Padang Bolak. Kerugian materiil mencapai 40 hektar lahan yang terdampak tidak bisa dihindari.
Selain karhutla, angin puting beliung yang dipicu hujan intensitas tinggi disertai angin kencang. Bencana ini terjadi di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, pada Rabu, 2 Juli 2025.
"Akibat peristiwa ini, sedikitnya 10 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua terdampak. Menurut laporan yang diterima, kerugian materiil akibat kejadian ini antara lain lima unit rumah rusak berat, satu unit rumah rusak sedang, empat unit rumah rusak ringan, dan empat unit perahu terdampak," tuturnya.
Berdasarkan laporan visual, hantaman angin yang terjadi membuat bagian atap pada rumah terlepas dan merobohkan dinding khususnya rumah semi permanen. Angin puting beliung juga terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Selasa 1 Juli 2025 sekira pukul 21.45 WIB.
Bencana yang dipicu hujan lebat disertai angin kencang ini mengakibatkan rumah warga di tujuh desa di tiga kecamatan yakni Pantai Labu, Hamparan Perak, dan Labuhan Deli mengalami kerusakan. Sebanyak 24 KK atau sejumlah 97 jiwa terdampak dari kejadian angin puting beliung ini, sedangkan kerugian materiil tercatat enam unit rumah mengalami rusak berat, lima unit rumah rusak sedang, dan 13 unit rumah rusak ringan.
Berkaca data, BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah tetap menjaga kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Untuk potensi karhutla, BNPB mengimbau agar pemerintah daerah benar-benar memastikan aspek pencegahan berjalan optimal. Diupayakan agar titik panas tidak berkembang menjadi titik api, kalaupun ada titik api tidak boleh berkembang atau bereskalasi menjadi kebakaran lahan dan hutan.
Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan terhadap potensi cuaca ekstrem dengan membersihkan saluran air, memeriksa atap, memangkas pohon rawan tumbang, dan menyiapkan rencana evakuasi bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana. Ikuti informasi cuaca dari instansi resmi untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
(Fetra Hariandja)