BANYUWANGI – Objek benda di bawah laut Selat Bali diidentifikasi jelas mengarah ke KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam. Identifikasi ini didasari pada tujuh referensi tanda-tanda fisik yang identik dengan KMP Tunu Pratama Jaya.
Panglima Koarmada II, Laksda TNI I Gung Putu Alit, menyatakan bahwa dari hasil analisis tim pencari gabungan memang ada kesamaan ciri-ciri fisik objek di bawah laut yang terdeteksi itu dengan ciri fisik KMP Tunu Pratama Jaya.
"Ditemukan tujuh referensi tanda-tanda fisik yang identik dengan KMP Tunu Pratama Jaya," kata I Gung Putu Alit saat konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (8/7/2025).
Nantinya, setelah adanya temuan objek yang diduga berupa kapal KMP Tunu Pratama Jaya, tim akan menerjunkan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau sejenis kendaraan robot bawah laut nirawak yang menyerupai drone, dari KRI Spica 934. Tim Pushidrosal akan melakukan pendeteksian dengan side scan sonar.
Di sisi lain, Deputi Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyanto, menyatakan bahwa operasi pencarian pada hari ketujuh mengalami kendala akibat cuaca dan kondisi perairan di Selat Bali.
"Cuaca berawan tebal, kecepatan angin berkisar antara 4–25 knots, ketinggian gelombang maksimal di kisaran 2,5–3,5 meter, visibility 7 km, serta kecepatan arus permukaan 2,4 meter per second," ujar Ribut Eko Suyanto.
Sejauh ini, pada hari ketujuh pencarian gabungan, ditemukan dua jenazah tambahan korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali. Jenazah pertama ditemukan pada pukul 01.24 WIB, Selasa 8 Juli 2025, oleh nelayan, dan baru berhasil dievakuasi oleh tim pencari gabungan pada pukul 03.30 WIB.
"Jenazah kedua ditemukan pukul 05.30 WIB, setelah tim SAR gabungan mendapatkan informasi penemuan jenazah di Perairan Selat Tanjung Sembulungan. Proses evakuasi ke darat sekitar pukul 06.28 WIB," tukasnya.
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya sekitar pukul 23.15 WIB, Rabu 2 Juli 2025, atau 00.15 WITA, Kamis 3 Juli 2025, memunculkan kode merah dari tim operator Pelabuhan Gilimanuk dan salah satu nahkoda kapal lain. KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan dilaporkan mengalami kebocoran mesin kapal.
Sekitar pukul 00.19 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami blackout, alias insiden kehilangan daya di tengah laut. Total ada sebanyak 53 penumpang dalam manifes dan 12 kru kapal yang bertugas. Kapal itu juga membawa 22 kendaraan dari berbagai jenis.
Proses pencarian dilakukan setiap hari sejak pukul 07.00 hingga 19.00 WIB. Namun, operasi pencarian itu juga memperhatikan kondisi cuaca yang dinamis di Selat Bali. Hingga Selasa siang, sebanyak 40 orang ditemukan, di mana 30 orang dinyatakan selamat, 10 orang tewas, serta sisanya 25 orang masih dalam pencarian.
Proses pencarian pun dilakukan hingga hari ketujuh, melibatkan ratusan personel gabungan, baik dari laut, darat, maupun udara. Penyisiran dari laut dilakukan mulai dari Perairan Tanjungwangi, yang merupakan perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo, hingga ke selatan.
Hal serupa juga dilakukan pada pencarian di laut di Selat Bali, yang mengarah hingga ke pesisir selatan, tepatnya di Pebuahan Banyu Biru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, yang berjarak lebih dari 60 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
(Angkasa Yudhistira)