Pada 13 April 2022, Huang dilaporkan ke pihak berwenang atas dugaan penipuan. Investigasi polisi menemukan rekaman obrolan di ponselnya terkait penjualan anak.
Kedua bocah itu akhirnya diselamatkan oleh polisi pada April 2022 dan telah ditempatkan di bawah pengawasan departemen urusan sipil setempat, menunggu adopsi. Kasus ini pun bergulir hingga ranah hukum.
Pada 8 Juli, Pengadilan Rakyat Distrik Fuzhou Jinan menjatuhkan hukuman lima tahun dan dua bulan penjara kepada Huang atas tuduhan penipuan dan perdagangan manusia, ditambah denda 30.000 yuan atau setara Rp65 juta.
Sementara itu Li divonis hukuman sembilan bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun. Dia dinyatakan bersalah membeli anak yang diperdagangkan. Adapun Wei diganjar hukuman tujuh bulan penjara.
Perdagangan anak di China seringkali dipicu oleh kombinasi ketidaktahuan, kemiskinan, dan keinginan pasangan infertil untuk mempertahankan garis keturunan mereka. Pasar penjualan manusia telah ada selama beberapa dekade dan seringkali difasilitasi oleh keluarga.
Adopsi ilegal, terutama anak laki-laki, dipandang penting untuk melanjutkan garis keturunan dan meningkatkan status keluarga. Kasus ini, yang dilaporkan oleh media pemerintah CCTV, telah memicu kemarahan luas di dunia maya.
"Tidak ada simpati. Dia seharusnya dihukum 30 tahun penjara untuk menggambarkan kejahatannya," kata salah satu netizen.
Sementara yang lain tak kalah pedas. "Dia monster dan tidak pantas menjadi seorang ibu," ucapnya.
(Zen Teguh)