Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sifat Hayam Wuruk Berkuasa di Majapahit: Dermawan hingga Sampingkan Ego Pribadi

Avirista Midaada , Jurnalis-Sabtu, 26 Juli 2025 |07:34 WIB
Sifat Hayam Wuruk Berkuasa di Majapahit: Dermawan hingga Sampingkan Ego Pribadi
Ilustrasi Hayam Wuruk/Istimewa
A
A
A

JAKARTA - Mpu Prapanca, penggubah naskah Kakawin Nagarakretagama, menyampaikan pujian objektif terhadap Raja Majapahit. Sang pujangga yang juga pemuka agama Buddha itu memuji kepemimpinan Hayam Wuruk di Majapahit, termasuk penataan ibu kota negara.

Pupuh-pupuh Nagarakretagama terlihat mulai awal, di mana Prapanca juga menjumlahkan sifat Baginda Raja dengan kiasan kepada dewa-dewa, sebagaimana dalam Pupuh 1/1, 2. Sementara Pupuh 7/1, 2 menguraikan kehebatan Baginda dalam pemerintahan.

Prapanca mengisahkan bagaimana ia memuji kepandaian pemerintahan Baginda dalam bentuk kiasan sifat istimewa para dewa. Ia juga menuliskan kecakapan Raja Hayam Wuruk dalam memperbaiki segala yang rusak, sebagaimana tercantum dalam Pupuh 37/6.

Sejarawan Prof. Slamet Muljana, dalam bukunya Tafsir Sejarah Nagarakretagama, mengutarakan bahwa Prapanca mengharapkan kemurahan hati Baginda agar berkenan memperbaiki candi Buddha di sebelah selatan candi makam di Kagenengan, yang telah rusak dan tidak terpelihara. Candi rusak itu dikiaskan sebagai perempuan sakit merana, dilukiskan dalam tiga pupuh.

Pada bagian berikutnya yang ditujukan kepada Baginda, Prapanca menulis dalam Kakawin Nagarakretagama:

“Pedih rasa hati melihat tiada obat untuk menyembuhkan; kecuali menanti Sri Baginda, pangkal tumbuh segala hidup; karena beliau puncak keluhuran, bijak memperbaiki jagat; pengasih kepada yang ditimpa sedih, sungguh dewa menjelma.”

Bahkan, Prapanca memuji Hayam Wuruk sebagai sosok suci dan titisan Batara Siwa, yang berkuasa atas hidup dan mati tiap makhluk. Orang yang dibunuh oleh Baginda, menurutnya, hilang segala dosanya — lebih utama daripada terjun ke dalam telaga suci.

Kedermawanan Hayam Wuruk juga dinilai sebagai sisi positif oleh Prapanca dalam Pupuh 67/3, ditandai dengan pelaksanaan selamatan untuk memperingati Rajapatni. Pupuh 68/5 juga menyebutkan kepandaian Hayam Wuruk dalam menyatukan Jawa kembali — dua kerajaan warisan putra Airlangga yang sebelumnya seolah-olah terpisah oleh samudra luas akibat perbuatan gaib Mpu Barada.

Keberpihakan Hayam Wuruk dalam bidang kesenian juga mendapat apresiasi dari Prapanca. Catatan itu ditampilkan dalam Pupuh 91/3 hingga 9. Sementara dalam Pupuh 92, ditonjolkan keluhuran budi dan kerelaan sang raja mengesampingkan kepentingan pribadi demi kesejahteraan negara.

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement