JAKARTA – Israel pada Minggu (27/7/2025) mengumumkan penghentian operasi militer selama 10 jam sehari di beberapa wilayah Gaza dan membuka koridor bantuan baru, sementara Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA) menjatuhkan pasokan melalui udara ke wilayah kantong tersebut. Blokade Israel telah menyebabkan kelaparan yang parah di Gaza, dengan gambar-gambar warga Palestina yang mengalami malnutrisi dan kurus kering menimbulkan reaksi keras dunia.
Negara Zionis itu telah menghadapi kritik internasional yang semakin meningkat—yang dibantah oleh pemerintah—atas krisis kemanusiaan di Gaza, dan perundingan gencatan senjata tidak langsung di Doha antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, telah gagal tanpa ada kesepakatan yang terlihat.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dalam kunjungannya ke Skotlandia, mengatakan Israel harus membuat keputusan tentang langkah selanjutnya di Gaza, dan menyatakan ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah gagalnya gencatan senjata dan negosiasi pembebasan sandera dengan Hamas.
Aktivitas militer akan dihentikan setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat hingga pemberitahuan lebih lanjut. Jeda ini akan diberlakukan di Al-Mawasi, sebuah wilayah kemanusiaan khusus di sepanjang pantai, di pusat Deir al-Balah, dan di Kota Gaza, di utara.
Militer mengatakan rute aman khusus untuk konvoi yang mengirimkan makanan dan obat-obatan juga akan diberlakukan antara pukul 06.00 hingga 23.00 mulai Minggu.
Badan bantuan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membutuhkan persetujuan cepat dari Israel agar truk-truknya dapat memasuki Gaza jika ingin memanfaatkan jeda kemanusiaan yang direncanakan Israel dalam pertempuran, kata seorang pejabat senior Program Pangan Dunia (WFP) pada Minggu.
Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tom Fletcher, mengatakan pada hari Minggu bahwa beberapa pembatasan pergerakan tampaknya telah dilonggarkan oleh Israel di Gaza setelah Israel memutuskan untuk “mendukung peningkatan bantuan selama satu minggu.”
Laporan awal menunjukkan bahwa lebih dari 100 truk bantuan telah dikumpulkan di penyeberangan untuk diangkut ke Gaza, kata Fletcher dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.
“Ini adalah kemajuan, tetapi bantuan dalam jumlah besar dibutuhkan untuk mencegah kelaparan dan krisis kesehatan yang dahsyat,” katanya.
Yordania dan Uni Emirat Arab mengirimkan 25 ton bantuan ke Gaza melalui udara pada Minggu, kata seorang pejabat Yordania. Ini merupakan pengiriman bantuan udara pertama dari kedua negara dalam beberapa bulan.
Pejabat kesehatan Palestina di Kota Gaza mengatakan setidaknya 10 orang terluka akibat kotak bantuan yang jatuh.
UEA memasang pipa baru yang akan memasok air dari fasilitas desalinasi di negara tetangga Mesir kepada sekitar 600.000 warga Gaza di sepanjang pantai, yang juga akan dimulai dalam beberapa hari, kata militer Israel.
Puluhan warga Gaza telah meninggal dunia akibat malnutrisi dalam beberapa pekan terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Gaza di daerah kantong yang dikuasai Hamas tersebut.
Kementerian tersebut melaporkan enam kematian baru dalam 24 jam terakhir akibat malnutrisi, sehingga total kematian akibat malnutrisi dan kelaparan sejak perang dimulai pada tahun 2023 menjadi 133, termasuk 87 anak-anak.
Perang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika para pejuang yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan membawa 251 sandera kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, serangan Israel telah menewaskan hampir 60.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut pejabat kesehatan Gaza, menghancurkan sebagian besar wilayah kantong itu hingga menjadi reruntuhan dan membuat hampir seluruh penduduknya mengungsi.
(Rahman Asmardika)