YOGYAKARTA – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menetapkan lima prioritas strategis sebagai arah penguatan organisasi ke depan dalam menghadapi kompleksitas tantangan global. Komitmen ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono di Lapangan Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Selasa (29/7/2025).
Marsekal Tonny menegaskan dunia telah berubah secara signifikan. Dahulu ancaman datang dalam bentuk penjajahan bersenjata, kini TNI AU dihadapkan dinamika baru seperti ketidakpastian politik global, perkembangan teknologi yang pesat, serta munculnya ancaman multidimensi seperti serangan siber, krisis kemanusiaan, hingga bencana hidrometeorologi.
"Perubahan zaman menuntut TNI AU untuk bertransformasi. Tidak hanya dari segi alat utama sistem persenjataan, tetapi juga cara pandang dan kesiapan menghadapi bentuk ancaman yang semakin kompleks," kata Tonny.
Sebagai respons atas tantangan tersebut, TNI AU mengedepankan lima prioritas strategis. Pertama modernisasi alutsista dan alpalhankam yaitu pembaruan alat pertahanan untuk menjamin kesiapan operasional menghadapi ancaman berbasis teknologi tinggi.
Kedua pengembangan piranti lunak operasi yakni fokus pada penguatan sistem komando dan kendali mendukung efektivitas operasi multidomain yang terintegrasi.
Ketiga validasi organisasi atau penataan ulang struktur kesatuan agar lebih adaptif terhadap kebutuhan operasional dan strategi jangka panjang.
Keempat peningkatan kualitas SDM dengan membangun karakter dan kompetensi prajurit sebagai inti kekuatan TNI AU yang profesional, tangguh, dan unggul.
Kelima partisipasi aktif dalam kebijakan nasional. Pada strategi ini berupa keterlibatan aktif TNI AU dalam mendukung program pemerintah untuk memperkuat sinergi pertahanan dan pembangunan nasional secara menyeluruh.
Di luar agenda strategis tersebut, Marsekal Tonny menyinggung makna sejarah dari peringatan Hari Bakti ke-78, TNI AU. Ia mengingatkan, 29 Juli 1947, tiga perwira TNI AU gugur saat menjalankan misi kemanusiaan dalam serangan udara ke markas Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
"Mereka adalah Komodor Muda Udara Abdul Rachman Saleh, Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, dan Opsir Muda Udara I Adisumarmo. Mereka gugur sebagai pahlawan dan menjadi teladan abadi bagi insan dirgantara," tuturnya.
Selain upacara militer, peringatan Hari Bakti TNI AU tahun ini juga diwarnai kegiatan bakti sosial. Di antaranya renovasi rumah dan fasilitas umum, serta pengobatan gratis bagi masyarakat di Kabupaten Pandeglang, Banten.
(Fetra Hariandja)