Tujuan penyimpanan alat kontrasepsi tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, barang tersebut dicatat secara resmi sebagai bagian dari investigasi kematian ADP.
5. Hasil Autopsi: ADP Meninggal karena Mati Lemas
Menurut hasil autopsi dari dokter forensik RSCM, ADP meninggal akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernapasan atas. Tidak ditemukan penyakit atau zat dalam tubuh yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen.
Ditemukan adanya luka pada daerah leher. Kemudian diautopsi dan diketahui pada otot-otot leher itu tidak ditemukan adanya resapan darah. Pada batang tenggorok itu berisi lendir dan busa halus berwarna putih kemerahan. Di bagian organ dalam ADP ditemukan pembengkakan pada paru serta pada seluruh organ-organ dalam.
Lalu ditemukan adanya pelebaran pembuluh darah dan juga bintik-bintik pendarahan.
6. Ada Luka Lecet dan Memar
Laporan autopsi menunjukkan adanya luka lecet dan memar pada wajah dan tubuh ADP. Namun, dokter forensik menyatakan luka-luka itu bisa terjadi pasca kematian atau akibat aktivitas lainnya. Apalagi, ADP sempat mencoba memanjat pagar rooftop dua kali di lantai 12 Gedung Kemlu dan terekam kamera pengawas (CCTV).
7. Polisi Periksa 24 Saksi dari 4 Klaster
Polda Metro telah meminta keterangan dari 24 saksi, termasuk keluarga, penghuni kos, rekan kerja, dan penjaga gedung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menggali interaksi sosial dan jejak komunikasi korban. Dengan membagi saksi ke dalam empat klaster (keluarga, tempat tinggal, pekerjaan, dan rekaman digital), polisi mencoba memahami kondisi psikologis dan sosial ADP menjelang kematiannya, serta memastikan tidak ada tekanan atau ancaman eksternal.
8. Tidak Ditemukan Ada Ancaman dan Keterlibatan Pihak Lain
Penyelidikan terhadap komunikasi digital (email, chat, log aktivitas) menunjukkan tidak ditemukan adanya ancaman, tekanan, atau pemaksaan, baik fisik maupun psikis terhadap korban. Seluruh interaksi korban dinilai normal oleh penyidik.