JAKARTA- Operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berhasil membasahi kawasan yang rentan terhadap bencana asap di Jambi. Hujan terpantau saat helikopter patroli mengudara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto memastikan pengendalian karhutla di wilayah Jambi.
Pelaksanaan OMC di Jambi telah berhasil untuk mengupayakan turunnya hujan, berdasarkan data BNPB terjadi hujan selama 7 hari dalam 9 hari pelaksanaan. Hal tersebut dilakukan selama periode 2 – 10 Juli 2025.
“Hujan dengan intensitas tertinggi yang teramati mencapai sekitar 15 mm/hari,” ujar Suharyanto, Kamis (31/7/2025).
BNPB tetap menyiagakan pesawat untuk melakukan OMC apabila diperlukan dalam pengendalian. Suharyanto menyampaikan, lahan di bawah relatif basah ini merupakan hasil pantauan dari udara (30/7). Bahkan ketika mengudara, tampak hujan turun di wilayah Kota Jambi yang berlanjut hingga malam hari.
OMC merupakan bagian dari strategi pengendalian karhutla di wilayah Jambi. OMC sudah dilaksanakan sejak 2 Juli 2025 dengan total jam terbang 34 jam 14 menit. Total bahan semai selama operasi berlangsung sebanyak 18.900 kg.
OMC akan terus dilakukan terutama pada kondisi masih terdapat banyak awan hujan atau potensi pertumbuhan awan hujan yang tinggi berdasarkan rekomendasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Selain OMC, BNPB membantu pemerintah daerah setempat dengan dukungan udara lain, yaitu pengeboman air atau water bombing. Pihaknya telah mengerahkan dua unit helikopter patroli dan dua lainnya untuk pengeboman," ucapnya.
Suharyanto menyebut teknik pengeboman air digunakan untuk menjangkau titik panas dan titik api yang sulit atau di area yang tidak dapat dijangkau satgas darat. Pengerahan dukungan udara ini diharapkan berlangsung hingga September dan pada Oktober nanti sudah turun hujan.
“Patroli udara akan terus dilakukan selama masa siaga darurat karhutla diberlakukan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan, pada dasarian pertama Agustus curah hujan di wilayah Jambi pada tingkat rendah. Hal tersebut perlu diwaspadai terhadap potensi munculnya titik api.
Dwikorita berpesan untuk kesiapsiagaan dengan patroli pada wilayah-wilayah yang berpotensi rentan terhadap kemungkinan karhutla pada awal Agustus nanti.
“Ini perlu diwaspadai curah hujan rendah sehingga karhutla dapat terjadi,” tutup Dwikorita.
(Fahmi Firdaus )