PASAMAN– Ahad Nasution, seorang penghulu asal Jorong Batang, Batang Kundur, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, bertaruh nyawa berenang menyeberangi sungai untuk menikahkan sepasang calon pengantin.
Ahad ditugaskan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dua Koto, Fajri Watan, menikahkan pasangan Agep Purwandi dan Intan Purnama Sari.
Dia harus menempuh perjalanan menggunakan ojek melewati jalur licin dan curam yang penuh tantangan untuk mencapai lokasi yang berjarak lebih dari 27 kilometer.
Namun, saat tiba di tepi sungai yang menjadi satu-satunya akses menuju Jorong Batang Kundur, ia mendapati jembatan penghubung putus akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.
Ahad tidak patah Semangat dan tetap melanjutkan perjalanan. Dia nekat berenang menyeberangi sungai yang arusnya cukup deras untuk menjalankan tugas negara yang telah diamanahkan kepadanya.
“Karena catin sudah menunggu, sementara ini adalah tugas negara, saya harus tempuh medan yang cukup rawan ini,” ujar Ahad kepada wartawan, Senin (4/8/2025).
“Tetapi, saya sudah menyiapkan baju pengganti sebelumnya karena mendapatkan informasi dari warga bahwa jembatan tidak bisa dilewati,”sambungnya.
Saat tiba di seberang sungai, ojek lain yang telah disiapkan warga menjemputnya untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi pernikahan.
Sesampainya di Batang Kundur, Ahad disambut hangat oleh pucuk adat desa, Sumarno. Prosesi akad nikah pun berjalan lancar dan penuh khidmat.
Namun, akibat hujan yang masih mengguyur dan arus sungai yang semakin deras, warga meminta Ahad untuk tidak kembali pulang demi keselamatan. Ia pun bermalam di desa tersebut atas saran warga setempat.
“Ini sungguh pengalaman yang berkesan bagi saya. Semua saya lakukan dengan tulus dan amanah sebagai abdi negara untuk melayani umat. Berkait-rakit ke hulu, berenang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Afief Mundzir, mengapresiasi dedikasi yang ditunjukkan Ahad Nasution.
Perjuangan Ahad kata dia adalah potret nyata pengabdian penghulu sebagai garda terdepan pelayanan umat.
“Penghulu adalah representasi negara yang hadir dalam momen paling sakral bagi warga. Keteladanan seperti yang ditunjukkan Ahad menjadi inspirasi dan bukti nyata bahwa pelayanan keagamaan bukan sekadar formalitas, melainkan panggilan jiwa,” tutup Afief.
(Fahmi Firdaus )