JAKARTA - Sejumlah peristiwa dan momen bersejarah terjadi pada tanggal 6 Agustus. Beragam kisah tersebut tersimpan secara rapi dalam benak masyarakat. Mulai dari peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki hingga wafatnya seniman asal Solo WS Rendra.
Berikut Okezone paparkan beragam peristiwa yang terjadi di 6 Agustus sebagaimana dilansir dari beragam sumber, Rabu (6/8/2025).
Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada bulan Agustus 1945, tahap akhir Perang Dunia Kedua. AS menjatuhkan bom dengan persetujuan dari Britania Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec.
Tanggal 6 Agustus, AS menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little Boy) di Hiroshima. Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, AS menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki.
Dalam kurun dua sampai empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki. Kurang lebih separuh korban di setiap kota tewas pada hari pertama.
Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang yang tewas karena efek luka bakar, penyakit radiasi, dan cedera lain disertai sakit dan kekurangan gizi. Di dua kota tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil meskipun terdapat garnisun militer besar di Hiroshima.
Pesawat Korean Air dengan nomor penerbangan 801 yang mengangkut 237 penumpang jatuh di perbukitan Nimitz, Asan, Guam pada 6 Agustus 1997. Pesawat menabrak gunung disebabkan adanya malafungsi glideslope disertai cuaca hujan cukup deras. Sebanyak 228 penumpang tewas dan 16 lainnya berhasil selamat dalam insiden penerbangan itu.
Willibrordus Surendra Broto Rendra atau WS Rendra lahir di Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935 dan meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun.
Rendra adalah sastrawan bersejarah di Tanah Air. Sejak muda, dia menulis puisi, skenario drama, cerpen, dan esai sastra di berbagai media massa. Pernah mengenyam pendidikan di Universitas Gadjah Mada, dan dari perguruan tinggi itu pulalah dia menerima gelar Doktor Honoris Causa.
Penyair yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak" ini, tahun 1967 mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Melalui Bengkel Teater itu, Rendra melahirkan banyak seniman antara lain Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, ia memindahkan Bengkel Teater di Depok, Oktober 1985.
(Fahmi Firdaus )