Pada 2021, Kim meminta maaf kepada publik dan mengakui ada “kelebihan penulisan” dalam riwayat pribadinya. Kim mengatakan hal itu terjadi “karena ambisi pribadi” di masa lalu, tetapi membantah sengaja melakukannya untuk penipuan demi meraih keuntungan besar.
Selain itu, ada skandal terkait dugaan manipulasi saham dan plagiarisme yang kembali mencuat selama masa kampanye Yoon Suk Yeol, serta selama masa jabatannya sebagai presiden. Skandal dan kontroversi ini membuat Kim Keon Hee menjadi sosok ibu negara yang sangat tidak populer di dalam negeri meski di luar negeri menjadi pusat perhatian karena penampilannya.
Selama masa pemerintahan Yoon Suk Yeol, sang ibu negara tetap tidak lepas dari berbagai skandal yang terus menghinggapinya. Skandal-skandal ini pada akhirnya berujung pada dakwaan yang membuatnya kini harus dipenjara.
Dakwaan terhadap Kim Keon Hee, yang dapat berujung pada hukuman penjara bertahun-tahun, mencakup penipuan saham, penyuapan, dan perdagangan pengaruh ilegal yang melibatkan para pemilik bisnis, tokoh agama, serta seorang pialang kekuasaan politik.
Kim Keon Hee diduga melanggar hukum dalam sebuah insiden di mana ia mengenakan liontin mewah Van Cleef yang nilainya dilaporkan lebih dari 60 juta won (sekitar Rp708 juta) saat menghadiri KTT NATO bersama suaminya pada 2022.
Barang tersebut tidak tercatat dalam laporan keuangan pasangan itu sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang, menurut surat dakwaan yang dilansir Reuters.
Kim juga dituduh menerima dua tas Chanel senilai 20 juta won serta sebuah kalung berlian dari kelompok agama sebagai suap untuk mendapatkan pengaruh guna menguntungkan kepentingan bisnis kelompok tersebut.