"Demokrasi yang tidak berhenti di bilik suara, tetapi terus tumbuh di ruang-ruang dialog, di dapur rakyat, di balai desa, hingga di gedung parlemen—agar setiap keputusan lahir dari kesadaran bersama, bukan hanya kesepakatan segelintir elite," ujar Puan.
Dia menambahkan, rakyat harus memiliki ruang luas untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan kritik. Kini, kritik rakyat hadir dalam berbagai bentuk kreatif, termasuk melalui media sosial sebagai corong suara publik.
(Awaludin)