JAKARTA – Aktor Hollywood, Mark Ruffalo, mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para pemimpin dunia lainnya atas "keterlibatan" mereka dalam kelaparan warga Palestina di Gaza. Komentar itu disampaikan Ruffalo setelah Sistem Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) pada Jumat (22/8/2025) mengumumkan bahwa Kota Gaza telah berstatus kelaparan, yang berdampak pada lebih dari 500.000 warga.
Ruffalo, yang juga dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia, dalam sebuah permohonan yang diunggah di akun Instagram-nya, menggambarkan situasi di Gaza sebagai "kelaparan buatan manusia," menegaskan pernyataan yang disampaikan oleh para pakar, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pemeran Bruce Banner dan Hulk dalam film-film Marvel tersebut memohon kepada Presiden Trump dan para pemimpin di Eropa dan Inggris untuk mengambil tindakan guna mengakhiri kelaparan, yang ia gambarkan sebagai "tindakan kriminal buatan manusia untuk membunuh penduduk sipil." Ia mengatakan kepada para pengikutnya, "Ini dilakukan oleh Israel dan IDF (militer Israel)."
"Mereka punya semua makanan di dunia di satu sisi perbatasan. Dan di sisi lain mereka tidak punya apa-apa," kata aktor berusia 57 tahun itu dalam pernyataannya. "Jangan biarkan Gaza kelaparan. Bicaralah. Jangan berhenti sampai tercipta perdamaian yang adil dan abadi."
“Ya, kita harus menghentikan ini, kita harus memulangkan para sandera. Dan kita harus menghentikan pembunuhan anak-anak. Lebih dari 80 persen korban tewas dalam perang ini adalah warga sipil. Gila," ujarnya.
"Lakukan sesuatu. Presiden Trump, lakukan sesuatu. Anda bilang peduli dengan orang-orang yang kelaparan, Anda bilang ingin menghentikan perang – lakukan sesuatu! Jerman, lakukan sesuatu. Eropa, lakukan sesuatu. Inggris, lakukan sesuatu! Kita akan duduk di sini dan menyaksikan ini terjadi? Gila.
"Ini memilukan. Lakukan sesuatu." Melanjutkan permohonannya dalam keterangan foto, Mark mengatakan "ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan."
"Kelaparan paksa, bencana kelaparan buatan manusia – anak-anak dan keluarga merana sementara dunia hanya bisa menyaksikan dalam diam," lanjutnya. "Ini bukan bencana alam. Ini adalah hasil dari pilihan yang disengaja oleh mereka yang berkuasa.
Para pemimpin dunia: diamnya kalian adalah bentuk keterlibatan. Ketidakaktifan kalian justru memperparah penderitaan ini. Kita tidak bisa berdiam diri sementara seluruh bangsa kelaparan. Umat manusia menuntut lebih dari kita. LAKUKAN SESUATU!
"Angkat suara kalian. Tuntut diakhirinya kelaparan ini. Tuntut dan akhiri genosida dan kehancuran. Tuntut pertanggungjawaban. Tuntut kehidupan."
Gaza telah dikepung dan dibombardir selama hampir dua tahun sejak Israel menyatakan perang sebagai tanggapan atas serangan teroris Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan sekitar 1.200 kematian dan lebih dari 200 warga Israel diculik.
Lebih dari 60.000 warga Palestina diperkirakan tewas, dengan 149.000 lainnya terluka sejak Israel melancarkan serangannya. Kini, diperkirakan jumlah kematian akibat kelaparan akan melonjak jika respons kemanusiaan yang menyeluruh tidak dapat menjangkau Gaza. Sejak 1977, PBB telah menetapkan kelaparan sebagai kejahatan perang dan tindakan genosida.
(Rahman Asmardika)