Manuputty juga mengingatkan agar politisi tidak keliru membaca situasi dengan menjadikan kemarahan rakyat sebagai alat politik. Menurutnya, keresahan publik lahir dari janji yang dikhianati, kebijakan yang melukai, dan kepemimpinan yang lalai.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan publik kepada DPR agar memperbaiki transparansi dan akuntabilitas anggaran, termasuk fasilitas mewah yang dinilai tidak sejalan dengan realitas masyarakat.
(Awaludin)