Endang menegaskan, pendidikan adalah hak dasar, bukan sekadar fasilitas tambahan. “Solusi terbaik adalah mengembalikan status Sekolah Dasar Negeri Ciawitali dengan infrastruktur yang layak dan guru memadai. Dengan begitu, anak-anak di pinggiran tidak perlu lagi belajar di bawah terpal atau menyeberang sungai,” tegasnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa sejarah SD Ciawitali menjadi salah satu bukti perjuangan masyarakat desa dalam mendirikan pendidikan sejak puluhan tahun lalu. “Membiarkan sekolah itu lenyap berarti menghapus jejak sejarah kolektif mereka,” katanya sembari mengutip Bung Karno agar jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Senada, harapan terwujudnya pendidikan berkualitas seiring pula dengan pesan Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, yang juga menekankan bahwa pendidikan adalah jembatan emas untuk membawa bangsa menuju masa depan yang lebih baik.
Endang percaya bahwa keberhasilan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto juga turut ditopang oleh langkah kolaboratif menjawab persoalan-persoalan nyata di lapangan.
“Masyarakat siap bersinergi dan memberikan masukan konstruktif agar pendidikan benar-benar menjadi ikhtiar mewujudkan kesejahteraan bangsa,” kata Endang yang merupakan alumni PGSD Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
(Fetra Hariandja)