Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dewan Keamanan PBB Kecam Serangan Israel Terhadap Qatar, AS Berikan Dukungan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 12 September 2025 |13:42 WIB
Dewan Keamanan PBB Kecam Serangan Israel Terhadap Qatar, AS Berikan Dukungan
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (11/9/2025) mengecam serangan baru-baru ini terhadap ibu kota Qatar, Doha, tanpa menyebut Israel sebagai pelakunya. Pernyataan tersebut disetujui oleh seluruh 15 anggota, termasuk sekutu dekat Israel, Amerika Serikat (AS).

Israel berusaha membunuh para pemimpin politik Hamas dengan serangan pada Selasa (9/9/2025), meningkatkan aksi militernya dalam apa yang digambarkan Amerika Serikat sebagai serangan sepihak yang tidak memajukan kepentingan AS dan Israel.

Amerika Serikat secara tradisional melindungi sekutunya, Israel, di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dukungan AS terhadap pernyataan Dewan Keamanan, yang hanya dapat disetujui melalui konsensus, mencerminkan ketidakpuasan Presiden Donald Trump terhadap serangan yang diperintahkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

"Anggota Dewan menggarisbawahi pentingnya de-eskalasi dan menyatakan solidaritas mereka dengan Qatar. Mereka menggarisbawahi dukungan mereka terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar," demikian bunyi pernyataan yang disusun oleh Inggris dan Prancis, sebagaimana dilansir Reuters.

Operasi Doha yang dikecam luas ini sangat sensitif karena Qatar telah menjadi tuan rumah dan memediasi negosiasi yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata dalam perang Gaza.

 

"Anggota Dewan menggarisbawahi bahwa pembebasan para sandera, termasuk mereka yang dibunuh oleh Hamas, dan mengakhiri perang serta penderitaan di Gaza harus tetap menjadi prioritas utama kami," demikian bunyi pernyataan Dewan Keamanan.

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menuduh Israel mencoba menggagalkan upaya untuk mengakhiri perang di Gaza dengan menyerang para pemimpin Hamas di Doha, tetapi berjanji untuk melanjutkan upaya mediasinya.

"Menyerang wilayah kami saat kami sedang sibuk bernegosiasi telah mengungkap niat Israel. Israel berusaha merusak prospek perdamaian. Israel berusaha memperpanjang penderitaan rakyat Palestina," ujarnya kepada dewan. "Ini juga menunjukkan bahwa ekstremis yang memerintah Israel saat ini tidak peduli dengan para sandera. Ini bukan prioritas."

Pakistan juga mempertanyakan apakah pembebasan sandera yang ditahan Hamas merupakan prioritas bagi Israel.

"Jelas bahwa Israel, kekuatan pendudukan, bertekad melakukan segala cara untuk merusak dan menghancurkan setiap kemungkinan perdamaian," ujar Duta Besar Pakistan untuk PBB, Asim Iftikhar Ahmad, kepada dewan.

Aljazair menyuarakan kekecewaannya karena pernyataan Dewan Keamanan tidak lebih kuat.

 

"Kekerasan melahirkan kekerasan. Impunitas melahirkan perang. Keheningan di komunitas internasional, dan Dewan Keamanan ini sendiri, memicu kekacauan," kata Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, kepada dewan. "Dewan ini sendiri masih terkekang, bahkan tidak dapat menyebutkan nama agresor, untuk mengkualifikasi agresi sebagai pelanggaran hukum internasional."

Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 memicu perang di Gaza. Hamas menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan sekitar 251 orang disandera, menurut penghitungan Israel. Lebih dari 64.000 orang yang sebagian besar juga warga sipil telah tewas selama perang di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement