“Itu membuat psikis Syahdan terganggu. Maksudnya, dia tidak bisa mendapatkan pendampingan secara emosional atau psikologis, karena merasa tidak mendapat dukungan dari kuasa hukum atau keluarganya. Padahal, semua sedang bekerja keras di luar. Tapi memang akses untuk bertemu Syahdan dihalang-halangi,” jelasnya.
Sizigia juga menyebut Syahdan sudah mogok makan sejak 11 September 2025, sebagai bentuk protes atas penangkapan dirinya dan aktivis lainnya.
“Per hari ini berarti sudah seminggu. Ini sebagai bentuk protes dia atas penangkapan seluruh aktivis. Dia mengatakan akan mogok makan sampai seluruh tahanan politik dibebaskan,” ujarnya.
Tak hanya Syahdan, kata Sizigia, ada 16 aktivis lain yang juga ikut mogok makan di dalam tahanan sebagai bentuk solidaritas dan desakan agar mereka segera dibebaskan. Ia menegaskan, Syahdan bukanlah provokator.
“Ini mereka membuat surat (sambil menunjukkan surat) untuk DPR dan Pak Presiden Prabowo. Total 16 orang ikut mogok makan sebagai bentuk aksi dari penangkapan ini,” pungkasnya.
(Arief Setyadi )