“Bukanlah suatu kebetulan bahwa protes ini terjadi pada 21 September, yang merupakan peringatan deklarasi darurat militer oleh mantan Presiden Ferdinand Marcos Sr. dan berlangsung di jalan raya tempat dua revolusi kekuatan rakyat terjadi,” kata Lo.
Ia menambahkan, para pengunjuk rasa menuntut agar presiden melembagakan “reformasi berkelanjutan” yang mampu membasmi segala bentuk peluang korupsi di semua tingkat pemerintahan.
Aly Villahermosa, seorang mahasiswa keperawatan berusia 23 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa ia bahkan harus menghadapi banjir demi mengikuti protes.
“Jika ada anggaran untuk proyek-proyek bayangan, mengapa tidak ada anggaran untuk sektor kesehatan?” katanya, seraya menambahkan bahwa pencurian dana publik "sungguh memalukan."
(Arief Setyadi )