“Mereka yang memanfaatkan fasilitas itu membuat publik terganggu. Setiap hari orang jadi stres di jalan hanya karena tetot-tetot,” ucapnya.
Lebih jauh, Rocky mengajak seluruh pihak untuk menghargai ruang publik dengan cara yang lebih beradab. Jalan raya, katanya, bukan arena pamer kekuasaan, melainkan ruang peradaban.
“Sirine mestinya bunyi merdu, bukan menakutkan. Saya setuju bahwa tetot-tetot dihentikan mulai hari ini. Selanjutnya kita ingin mendengar nyanyian masyarakat sipil bahwa jalan raya artinya jalan peradaban,” tutup Rocky.
(Arief Setyadi )