Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Panel Surya Ratusan Sekolah Pakistan Dicuri, Ribuan Siswa Alami Krisis Listrik

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 26 September 2025 |14:41 WIB
Panel Surya Ratusan Sekolah Pakistan Dicuri, Ribuan Siswa Alami Krisis Listrik
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA - Kasus pencurian panel surya dari properti publik dan swasta di Pakistan mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Sekolah-sekolah tampak menjadi salah satu target utama, dengan banyak dari 10.000 sekolah negeri di Provinsi Punjab melaporkan pencurian panel surya sepanjang tahun ini.

Menurut laporan audit terbaru yang disampaikan di Majelis Provinsi Punjab, panel surya senilai PKR 6,5 juta (sekitar Rp358 juta) telah dicuri dari 50 sekolah pemerintah di distrik Rajanpur selama tahun fiskal 2022-2023. Laporan tersebut mencatat bahwa otoritas pendidikan setempat belum berhasil melindungi panel surya dengan baik. Kondisi ini berdampak pada kelancaran rencana penyediaan listrik yang berkelanjutan ke sekolah-sekolah di daerah yang belum memiliki jaringan transmisi listrik.

Menanggapi masalah keamanan ini, Tanveer Aslam, anggota Komite Akun Publik Majelis Punjab, meminta adanya penyelidikan lanjut serta informasi mengenai keberhasilan pengembalian panel surya yang hilang. Namun, meskipun beberapa laporan polisi (FIR) telah diajukan, belum ada perkembangan signifikan karena tanggung jawab antar lembaga pemerintah masih belum jelas. Dua tahun lalu, panel surya senilai jutaan berhasil ditemukan dalam penggerebekan di kediaman mantan anggota legislatif Mujahid Khan.

Pada tahun 2021, tercatat 18 laporan pencurian panel surya dari sekolah-sekolah di Punjab, termasuk pencurian 190 modul fotovoltaik, 116 baterai, dan 98 inverter. Meski sejumlah laporan polisi telah dibuat, upaya penegakan hukum terhadap pelaku pencurian dan pasar gelap masih terbatas. Sementara itu, beberapa pihak menyoroti kurangnya pengamanan di sekolah-sekolah sebagai salah satu faktor yang menyebabkan kejadian tersebut.

 

Seorang pejabat dari departemen tenaga listrik menyatakan, “Karena minimnya petugas keamanan di sekolah, terbaru tercatat 174 kasus pencurian panel surya di wilayah Punjab Selatan.”

Situasi ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi para siswa, yang kini harus melanjutkan proses belajar tanpa pasokan listrik yang memadai.

Fiza Ashraf, seorang mahasiswi riset, mengatakan, “Pencurian yang terjadi di lebih dari 200 sekolah negeri telah berdampak pada ribuan anak di provinsi Punjab yang kini kehilangan akses listrik.”

Sementara itu, Muhammad Shahid, kepala sekolah di sebuah Sekolah Dasar Negeri, menyampaikan bahwa meskipun tiga tersangka telah diidentifikasi, belum ada penangkapan yang dilakukan. “Setelah saya melaporkan kasus ini, saya dihubungi oleh kantor Deputi Kepala Polisi yang meyakinkan bahwa sistem panel surya akan segera ditemukan dan para pelaku akan ditangkap. Namun, hingga kini belum ada perkembangan,” ujarnya, sebagaimana dilansir Islam Khabar, Jumat, (26/9/2025)

Di provinsi Sindh, seorang kepala sekolah bernama Wazir Hussain Rind mengalami kekerasan fisik oleh pelaku pencurian setelah melaporkan insiden pencurian panel surya di sekolahnya. Rind bahkan direkam oleh para pelaku saat kejadian berlangsung dan mendapat ancaman harus meninggalkan sekolah dan desanya, atau berisiko mengalami bahaya serius. Hingga saat ini, tindakan preventif dari aparat keamanan terhadap pencurian dan perampokan di daerah tersebut masih minim.

 

Kondisi lemahnya penegakan hukum ini diduga memicu keberanian para pelaku pencurian. Contohnya, panel surya yang terpasang di rumah petani, ayah dari pemain kriket nasional Kamran Akmal dan Umar Akmal, dicuri pada siang hari. “Dipasang kemarin, hari ini sudah hilang,” kata ayah Akmal. Pihak kepolisian telah memerintahkan penyelidikan untuk menangkap para pelaku, tapi sampai saat ini belum ada penangkapan, dan para tersangka masih dalam pencarian.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement