Tahun lalu, Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) memilih perusahaan rintisan Anduril dan produsen drone Reaper, General Atomics, untuk mengembangkan armada pertama "Pesawat Tempur Kolaboratif" (CCA), yang dapat melakukan misi seperti pengacauan atau bertindak sebagai umpan.
Pada Juni, Airbus mempresentasikan konsepnya sendiri untuk sebuah drone yang dirancang agar bisa terbang bersama jet tempur seperti Eurofighter Typhoon.
Helsing mengatakan akan menginvestasikan ratusan juta euro dalam kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Eropa yang tidak disebutkan namanya. Pihak Helsing menolak untuk mengatakan senjata apa yang dapat dibawanya atau berapa harga drone CA-1 Europa tersebut, selain mengatakan bahwa harganya akan menjadi "sebagian kecil" dari harga jet tempur biasa.
Desain tersebut diungkap di hanggar produsen pesawat ringan Grob, yang dibeli Helsing pada Juni. Grob memproduksi pesawat latih militer ringan bertenaga baling-baling yang digunakan oleh sekitar 14 negara. Pesawat-pesawat tersebut memiliki ukuran yang kira-kira sama dengan desain "wingman" saat ini, yaitu tiga hingga lima ton.
Meskipun membanggakan kelincahan mereka dibandingkan dengan pesaing tradisional, perusahaan-perusahaan AI menghadapi beberapa keraguan bahwa mereka dapat menguasai proses pembuatan pesawat atau meningkatkan skala produksi dengan cepat dan murah.