JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan duka mendalam atas musibah ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia meminta insiden ini menjadi pelajaran penting agar pesantren mendapat pendampingan dari negara, khususnya pemerintah, dalam pembangunan fasilitas pendidikan dan ibadah.
“Kita berharap evakuasi dapat berjalan lancar, dan santri-santri yang masih terjebak bisa segera diselamatkan. Keamanan harus menjadi perhatian utama,” ujar Cucun, Rabu (1/10/2025).
Cucun menilai peristiwa ini menjadi luka bagi dunia pendidikan keagamaan dan masyarakat luas, terlebih Ponpes Al Khoziny merupakan salah satu pesantren tertua di Jawa Timur yang telah melahirkan banyak ulama dan tokoh bangsa.
“Pesantren ini banyak berkontribusi untuk negara. Tetapi kejadian ini mengingatkan kita bahwa pembangunan asrama, sekolah, dan fasilitas lainnya harus melalui kajian konstruksi yang matang,” tegasnya.
Menurut legislator asal Jawa Barat II itu, pemerintah tidak boleh lalai memastikan sarana pendidikan dan keagamaan memenuhi standar keselamatan yang ketat. Ia menekankan pentingnya pendampingan teknis dari pemerintah dalam pembangunan fasilitas di pesantren.
“Keselamatan santri, yang merupakan aset bangsa dan calon pemimpin umat, harus ditempatkan sebagai prioritas utama,” ucap Cucun.
Ia juga mendesak pemerintah segera mengambil langkah cepat, mulai dari penanganan darurat korban, bantuan rehabilitasi bangunan, hingga pendampingan psiko-sosial. Selain itu, Cucun mendorong investigasi menyeluruh terhadap proses pembangunan musala untuk memastikan tidak ada kelalaian atau penyimpangan teknis.
“Peristiwa ini harus jadi pelajaran penting. Pesantren sebagai benteng moral bangsa perlu mendapat perhatian, baik dari sisi akademik maupun infrastruktur,” katanya.
Sebagai informasi, musala di kawasan asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk saat digunakan santri untuk salat Asar berjemaah pada Senin (29/9) sore. Bangunan yang masih dalam tahap pembangunan itu roboh dan mengakibatkan puluhan santri luka-luka serta tiga meninggal dunia.
Basarnas melaporkan sebanyak 102 jiwa telah dievakuasi, sementara 38 lainnya diduga masih terjebak dalam reruntuhan per Selasa (30/9) sore. Tim gabungan masih melakukan pencarian korban.
(Awaludin)