Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tentara Israel Naiki Paksa dan Hentikan 13 Kapal Armada Global Sumud, 30 Lainnya Terus Berlayar

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 02 Oktober 2025 |10:57 WIB
Tentara Israel Naiki Paksa dan Hentikan 13 Kapal Armada Global Sumud, 30 Lainnya Terus Berlayar
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA - Pasukan Israel telah menghentikan 13 kapal dari armada Global Sumud yang membawa aktivis asing dan bantuan menuju Gaza, tetapi 30 kapal masih terus berlayar menuju wilayah kantong Palestina tersebut, ungkap penyelenggara armada pada Kamis (2/10/2025).

Sebuah video dari Kementerian Luar Negeri Israel menunjukkan penumpang armada yang paling menonjol, aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, duduk di dek dikelilingi oleh tentara.

"Beberapa kapal armada Hamas-Sumud telah dihentikan dengan selamat dan penumpangnya sedang dipindahkan ke pelabuhan Israel," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel di X, sebagaimana dilansir Reuters. "Greta dan teman-temannya dalam keadaan selamat dan sehat."

Armada Global Sumud, yang mengangkut obat-obatan dan makanan ke Gaza, terdiri atas lebih dari 40 kapal sipil dengan sekitar 500 anggota parlemen, pengacara, dan aktivis.

Armada tersebut merilis beberapa video di Telegram berisi pesan dari orang-orang di atas berbagai kapal, beberapa memegang paspor mereka dan mengklaim bahwa mereka diculik serta dibawa ke Israel di luar kehendak mereka. Mereka juga menegaskan kembali bahwa misi mereka adalah misi kemanusiaan tanpa kekerasan.

 

Armada tersebut merupakan simbol perlawanan paling menonjol terhadap blokade Israel atas Gaza.

Perjalanannya melintasi Laut Mediterania menarik perhatian internasional karena negara-negara, termasuk Turki, Spanyol, dan Italia, mengirimkan kapal atau drone jika warga negara mereka membutuhkan bantuan, bahkan ketika hal itu memicu peringatan berulang kali dari Israel untuk berbalik arah.

Kementerian Luar Negeri Turki menyebut "serangan" Israel terhadap armada tersebut sebagai "tindakan teror" yang membahayakan nyawa warga sipil tak berdosa.

Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pengusiran seluruh delegasi diplomatik Israel pada Rabu (1/10/2025) menyusul penahanan dua warga Kolombia di armada tersebut. Israel tidak memiliki duta besar di Kolombia sejak tahun lalu.

Petro menyebut penahanan tersebut sebagai potensi "kejahatan internasional baru" yang dilakukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan menuntut pembebasan kedua warga Kolombia itu. Ia juga mengakhiri perjanjian perdagangan bebas Kolombia dengan Israel.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Kamis mengecam pencegatan armada kapal oleh Israel, dan menambahkan bahwa pasukan Israel telah menahan delapan warga Malaysia.

"Dengan menghalangi misi kemanusiaan, Israel telah menunjukkan penghinaan total tidak hanya terhadap hak-hak rakyat Palestina, tetapi juga terhadap hati nurani dunia," ujar Anwar dalam sebuah pernyataan.

 

Pencegatan armada kapal oleh Israel memicu protes di Italia dan Kolombia. Serikat pekerja Italia menyerukan pemogokan umum pada Jumat (3/10/2025) sebagai bentuk solidaritas dengan armada bantuan internasional tersebut.

Angkatan Laut Israel sebelumnya telah memperingatkan armada kapal bahwa mereka mendekati zona pertempuran aktif dan melanggar blokade yang sah, serta meminta mereka untuk mengubah arah. Angkatan Laut Israel juga menawarkan untuk mentransfer bantuan apa pun secara damai melalui jalur yang aman ke Gaza.

Armada kapal ini merupakan upaya terbaru melalui jalur laut untuk mematahkan blokade Israel terhadap Gaza, yang sebagian besar wilayahnya telah berubah menjadi gurun akibat perang selama hampir dua tahun.

Penyelenggara armada mengecam serangan Rabu sebagai "kejahatan perang." Mereka mengatakan militer menggunakan taktik agresif, termasuk penggunaan meriam air, tetapi tidak ada yang terluka.

"Beberapa kapal ... dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh Pasukan Pendudukan Israel di perairan internasional," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan.

Kapal-kapal tersebut berada sekitar 70 mil laut dari Gaza ketika dicegat, di dalam zona yang dijaga ketat Israel untuk mencegah kapal mana pun mendekat. Penyelenggara mengatakan komunikasi mereka telah diacak, termasuk penggunaan rekaman kamera langsung dari beberapa kapal.

Menurut data pelacakan kapal armada, 13 kapal telah dicegat atau dihentikan hingga Kamis dini hari. Penyelenggara tetap teguh pada pendiriannya dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa armada "akan terus melaju tanpa gentar". Tiga puluh kapal masih berlayar menuju Gaza, kata penyelenggara armada dalam sebuah unggahan di Telegram pada Kamis pagi, yang menyatakan bahwa mereka berada 46 mil laut dari tujuan mereka.

 

Armada tersebut berharap tiba di Gaza pada Kamis pagi jika tidak dicegat.

Para pejabat Israel telah berulang kali mengecam misi tersebut sebagai tipuan. "Penolakan sistematis ini (untuk menyerahkan bantuan) menunjukkan bahwa tujuannya bukanlah kemanusiaan, melainkan provokatif," kata Jonathan Peled, duta besar Israel untuk Italia, dalam sebuah unggahan di X.

Israel telah memberlakukan blokade laut di Gaza sejak Hamas menguasai daerah kantong pantai tersebut pada 2007, dan sebelumnya telah ada beberapa upaya oleh para aktivis untuk mengirimkan bantuan melalui laut.

Pada 2010, sembilan aktivis tewas setelah tentara Israel menaiki armada yang terdiri atas enam kapal yang diawaki 700 aktivis pro-Palestina dari 50 negara. Pada Juni tahun ini, pasukan angkatan laut Israel menahan Thunberg dan 11 awak kapal dari sebuah kapal kecil yang diorganisasi oleh kelompok pro-Palestina bernama Koalisi Armada Kebebasan saat mereka mendekati Gaza.

Israel memulai ofensifnya di Gaza setelah serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 65.000 orang di Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement