Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hamas Bantah Letakkan Senjata demi Penuhi Proposal Gencatan Senjata Trump

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 07 Oktober 2025 |14:05 WIB
Hamas Bantah Letakkan Senjata demi Penuhi Proposal Gencatan Senjata Trump
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA – Kelompok pejuang Palestina, Hamas, membantah laporan media yang menyatakan bahwa mereka siap untuk segera melucuti senjata demi melaksanakan rencana gencatan senjata Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bantahan itu diumumkan Hamas menjelang dimulainya perundingan gencatan senjata dengan Israel di Mesir.

Pada Minggu (5/10/2025), beberapa media melaporkan, mengutip sumber anonim, bahwa kelompok tersebut telah setuju untuk menyerahkan persenjataannya kepada badan Palestina-Mesir di bawah pengawasan internasional dan telah memberi tahu AS tentang keputusannya.

Namun, Hamas dengan cepat membantah "klaim palsu" tersebut, dengan menyatakan bahwa posisinya hanya dikomunikasikan melalui saluran resmi.

"Apa yang dipublikasikan tidak berdasar dan bertujuan untuk mendistorsi posisi dan membingungkan opini publik," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir RT.

Hamas pada Jumat (3/10/2025) menyetujui sebagian rencana Trump, menandakan kesiapannya untuk menyerahkan sandera Israel yang masih hidup dan jenazah korban tewas, serta untuk mengalihkan pemerintahan Gaza kepada "badan independen Palestina."

 

Meskipun kelompok tersebut tidak menyebutkan perlucutan senjata, seorang pejabat senior Hamas, Mousa Abu Marzook, menjelaskan lebih lanjut tentang masalah tersebut kepada Al Jazeera tak lama kemudian. Kelompok tersebut hanya akan "menyerahkan senjata kepada negara Palestina yang akan datang, dan siapa pun yang memerintah Gaza akan memiliki senjata di tangan mereka," katanya.

Hamas menyandera sekitar 250 orang dalam serangan mendadaknya pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan memicu kampanye militer Israel berikutnya di Gaza. Kelompok tersebut diyakini masih menyandera sekitar 50 orang, yang kira-kira setengahnya diperkirakan masih hidup.

Militer Israel telah melakukan operasi darat di Gaza, dikombinasikan dengan pemboman udara dan artileri berat, yang menyebabkan kerusakan luas di seluruh wilayah kantong Palestina tersebut. Konflik tersebut telah menyebabkan sebagian besar penduduk sekitar dua juta orang mengungsi, dengan lebih dari 68.000 orang tewas, menurut otoritas kesehatan setempat.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement