Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gubernur Pramono Instruksikan Mitigasi Cuaca Panas Ekstrem di Jakarta

Muhammad Refi Sandi , Jurnalis-Jum'at, 17 Oktober 2025 |08:22 WIB
 Gubernur Pramono Instruksikan Mitigasi Cuaca Panas Ekstrem di Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menanggapi serius prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca panas ekstrem yang melanda Jakarta dan sekitarnya.

Berdasarkan data BMKG, suhu udara di Jakarta pada Kamis 16 Oktober 2025 mencapai 35°C, dengan kisaran suhu harian 26–34°C. Pada Selasa 14 Oktober 2025, beberapa wilayah tercatat antara 34–37°C. Kondisi panas ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025 akibat pengaruh gerak semu matahari dan Monsun Australia.

Sebagai respons, Pramono telah menginstruksikan jajaran terkait untuk melaksanakan langkah-langkah mitigasi guna mengurangi dampak cuaca panas ekstrem terhadap warga.

"Pemprov DKI Jakarta serius menangani dampak cuaca panas ekstrem. Bapak Gubernur telah memerintahkan dinas-dinas terkait untuk segera bertindak dengan langkah konkret berbasis data, mulai dari modifikasi cuaca hingga edukasi masyarakat, demi menjaga kenyamanan dan kesehatan warga Jakarta. Ini bagian dari komitmen kami menghadapi tantangan perubahan iklim," kata Chico Hakim, Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi Publik dan Sosial, Jumat (17/10/2025).

 

Instruksi gubernur mencakup beberapa langkah strategis:

- BPBD DKI Jakarta melanjutkan dan memperluas Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengatur distribusi curah hujan dan mengurangi intensitas panas, bekerja sama dengan BMKG.

- Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kesiapan fasilitas kesehatan menghadapi kasus dehidrasi, heatstroke, dan ISPA, serta meluncurkan kampanye edukasi untuk mengurangi aktivitas luar ruangan pada jam puncak panas (10.00–14.00), memastikan asupan air cukup, dan mencari tempat teduh.

- Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mempercepat penanaman pohon untuk mengurangi efek urban heat island, memperkuat sistem drainase guna mencegah banjir rob, dan memantau pohon rawan tumbang akibat angin kencang.

- Meningkatkan kapasitas masyarakat dengan menggandeng komunitas untuk menyebarkan imbauan prioritas pejalan kaki dan pesepeda, serta mempercepat pengembangan kota transit ramah lingkungan guna mengurangi emisi kendaraan yang berkontribusi pada panas ekstrem jangka panjang.

 

Pemprov DKI juga mengimbau warga untuk tetap waspada, mengikuti informasi resmi dari BMKG, dan melaporkan kondisi darurat melalui layanan 112. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui JAKI, situs resmi Pemprov DKI Jakarta, atau akun media sosial @DKIJakarta.

Sebelumnya, BMKG memprediksi cuaca panas ekstrem akan mulai mereda pada akhir Oktober hingga awal November 2025, seiring masuknya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan.

"Minimnya tutupan awan membuat sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa banyak hambatan. Ditambah masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang biasanya ditandai suhu udara tinggi dan cuaca tidak menentu," jelas Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Rabu (15/10).

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement