Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pemprov DKI Gandeng BRIN Atasi Fenomena Hujan Mengandung Mikroplastik

Muhammad Refi Sandi , Jurnalis-Jum'at, 24 Oktober 2025 |14:03 WIB
Pemprov DKI Gandeng BRIN Atasi Fenomena Hujan Mengandung Mikroplastik
Fenomena Hujan Mengandung Mikroplastik (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menindaklanjuti temuan fenomena hujan mengandung mikroplastik di wilayah Ibu Kota.

Partikel mikroplastik tersebut diduga berasal dari berbagai sumber, mulai dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, hingga sisa pembakaran sampah plastik yang dilakukan secara terbuka.

Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengapresiasi hasil riset BRIN tersebut dan menilai temuan itu menjadi peringatan penting bagi pemerintah daerah untuk mengambil langkah antisipatif.

“DLH DKI telah berkolaborasi dengan BRIN dan sejumlah pemangku kepentingan untuk memantau mikroplastik, salah satunya di perairan Teluk Jakarta dan sungai-sungai utama,” ujar Asep dalam diskusi di Balai Kota Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Perkuat Kebijakan Pengendalian Plastik

Asep menjelaskan, pihaknya terus memperkuat kebijakan pengendalian lingkungan, termasuk pengawasan industri, uji emisi kendaraan, kampanye pengurangan plastik sekali pakai, serta edukasi publik tentang pemilahan sampah.

“Kami juga memperkuat penerapan Pergub Nomor 142 Tahun 2019 tentang penggunaan kantong belanja ramah lingkungan,” tambahnya.

 

DLH DKI juga akan melanjutkan riset bersama BRIN, perguruan tinggi, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memantau kualitas air hujan dan meneliti dampak mikroplastik terhadap kesehatan masyarakat.

“Kebijakan pengurangan plastik sekali pakai akan terus diperkuat, sejalan dengan kampanye gaya hidup minim plastik di tingkat rumah tangga dan komunitas,” jelas Asep.

Temuan BRIN: Mikroplastik di Air Hujan Jakarta

Profesor riset BRIN, Muhammad Reza Cordova, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta dengan konsentrasi rata-rata 3 hingga 40 partikel per meter persegi per hari.

“Air hujan yang kita anggap bersih ternyata membawa partikel plastik mikroskopis dari udara. Prosesnya sangat cepat — kurang dari satu detik partikel bisa larut dalam air hujan,” kata Reza.

Ia menjelaskan, sumber mikroplastik di udara berasal dari aktivitas manusia, seperti penggunaan pakaian berbahan sintetis (polyester dan nylon) serta pembakaran sampah terbuka yang melepaskan partikel plastik dan zat berbahaya ke atmosfer.

“Pembakaran sampah terbuka melepaskan mikroplastik dan zat berbahaya seperti dioksin ke udara, yang kemudian dapat terhirup manusia,” ujarnya.

 

BMKG: Mikroplastik Bisa Terbawa Angin dan Cuaca

Sementara itu, Fungsional Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG, Dwi Atmoko, menjelaskan bahwa mikroplastik termasuk kategori aerosol, yakni partikel padat atau cair yang tersuspensi di udara.

“Partikel aerosol seperti mikroplastik bisa berpindah mengikuti arah angin dan pola cuaca. Ia dapat jatuh ke permukaan melalui deposisi kering maupun terbawa air hujan melalui deposisi basah,” terang Atmoko.

Menurutnya, partikel mikroplastik di Jakarta berpotensi berasal dari wilayah lain, begitu pula sebaliknya — polutan dari Jakarta dapat berpindah ke daerah lain.

“Karena itu, penanganan masalah ini harus dilakukan lintas wilayah dan lintas sektor,” tegasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement