Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Trump Terima Kasih ke Qatar atas Gencatan Senjata Gaza

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Minggu, 26 Oktober 2025 |09:18 WIB
Trump Terima Kasih ke Qatar atas Gencatan Senjata Gaza
Trump Terima Kasih ke Qatar atas Gencatan Senjata Gaza (Whitehouse.gov)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berterima kasih kepada Qatar atas upayanya dalam mengamankan kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Donald Trump mengungkapkan hal ini di tengah serangan pasukan Israel yang terus berlanjut di wilayah Palestina hingga menewaskan setidaknya satu orang dan melukai empat lainnya.

1. Trump Terima Kasih ke Emir Qatar

Trump menyampaikan komentar tersebut pada Sabtu (25/10/2025) saat menyambut Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani dan Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di dalam pesawat Air Force One. Hal ini saat pesawat presiden AS tersebut singgah untuk mengisi bahan bakar di negara Teluk tersebut dalam perjalanan menuju pertemuan puncak di Malaysia.

“Kita telah melakukan banyak hal bersama, terutama tahun lalu,” ujar Trump di samping para pemimpin Qatar, melansir Al Jazeera, Minggu (26/10/2025).

“Apa yang telah kita lakukan sungguh luar biasa – perdamaian di Timur Tengah – dan mereka merupakan faktor yang sangat penting dalam hal ini, jadi saya hanya ingin berterima kasih kepada Anda.”

2. Respons Emir Qatar

Sementara itu, Emir Qatar, dalam sebuah unggahan di X, mengatakan ia senang bertemu Trump.

"Kesempatan yang baik untuk membahas rencana perdamaian di Timur Tengah, menindaklanjuti upaya untuk memperkuat perjanjian guna mengakhiri perang di Gaza, dan menjajaki prospek kerja sama strategis antara kedua negara sahabat kita," katanya.

Pertemuan ini terjadi setelah beberapa pejabat senior pemerintahan Trump, termasuk Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, mengunjungi Israel minggu ini untuk memastikan sekutu AS tersebut mematuhi kesepakatan, dan untuk membahas detail tahap kedua dari rencana yang dipimpin Washington.

Para ahli mengatakan beberapa elemen perjanjian, termasuk tuntutan Washington agar Hamas melucuti senjata dan prospek pengerahan pasukan keamanan internasional ke Gaza, masih belum jelas.

Trump, berbicara kepada wartawan setelah pertemuannya dengan emir Qatar. Trump mengatakan  gencatan senjata akan terus berlanjut, dan jika tidak, "Hamas tidak akan sulit diurus".

 

"Ini akan sangat cepat. Tapi saya harap Hamas juga demikian, karena mereka telah memberi kami janji tentang sesuatu," ujarnya.

Trump juga mengisyaratkan pasukan Qatar dan negara-negara lain mungkin menjadi bagian dari apa yang disebut "pasukan stabilisasi internasional" untuk Gaza.

"Kami memiliki 59 negara. Kami memiliki banyak negara yang telah menandatangani," ujarnya. "Ini seharusnya menjadi perdamaian yang langgeng."

Pasukan keamanan untuk Gaza dapat dibentuk "cukup cepat", tambahnya. "Mereka sebenarnya sedang memilih pemimpin saat ini."

Pemerintah Qatar, dalam pernyataan tertulis mengenai pembicaraan di Air Force One, yang dibagikan oleh Kantor Berita Qatar, mengatakan para pemimpin membahas berbagai isu, termasuk upaya yang terkait dengan "mendukung perdamaian di kawasan, mengonsolidasikan perjanjian untuk mengakhiri perang di Gaza, dan memastikan implementasi semua ketentuannya oleh para pihak".

Pertemuan itu terjadi di tengah tekanan dari Israel dan AS agar Hamas melepaskan jenazah semua warga Israel yang masih ditawan dalam serangan 7 Oktober 2023.

"Hal itu telah menjadi titik perdebatan, [dengan] Israel mengatakan bahwa Hamas belum mengembalikan jenazah-jenazah itu dalam empat hari terakhir," ujarnya.

"Hamas, di sisi lain, mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengakses daerah-daerah yang tidak terjangkau akibat perang dan pemboman besar-besaran yang telah terjadi di Jalur Gaza."

 

3. Serangan Berlanjut

Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan mematikan di Gaza dan membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di seluruh wilayah tersebut, yang semakin memperburuk gencatan senjata yang rapuh.

Pasukan Israel menewaskan setidaknya satu orang dan melukai empat lainnya dalam serangan terhadap sebuah kendaraan di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza, dengan militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan seorang anggota Jihad Islam Palestina yang telah berencana untuk menyerang pasukan Israel.

Al Jazeera melaporkan dari Kota Gaza, menggambarkan serangan itu sebagai "pelanggaran gencatan senjata yang sudah rapuh".

"Ini bukan pertama kalinya kita menyaksikan pelanggaran gencatan senjata. Selama dua minggu terakhir, telah terjadi 88 pelanggaran yang melibatkan pembunuhan keluarga-keluarga pengungsi yang berusaha kembali ke rumah mereka di balik apa yang digambarkan militer Israel sebagai 'garis kuning' – sebuah garis imajiner yang berupaya menggambar ulang peta Gaza dan yang melahap sebagian besar lahan pertanian di wilayah tersebut," demikian laporan Al Jazeera.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement